
Foto: istimewa
JAKARTA - Perekonomian di Jakarta tumbuh sebesar 4,95 persen (yoy) pada triwulan I 2025 atau berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 4,87 persen.
Pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat signifikan selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Ramadan 2025, serta penyaluran berbagai insentif oleh pemerintah selama periode tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar mengatakan, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,36 persen (yoy), meningkat dari capaian triwulan sebelumnya (5,14 persen;yoy).
“Berbagai insentif seperti diskon tarif listrik, bantuan pangan, dan insentif pajak berperan besar mendorong daya beli masyarakat Jakarta. Hal ini tercermin dari naiknya konsumsi listrik rumah tangga dan penguatan indeks keyakinan konsumen,” kata Arlyana, Kamis (8/5).
Ia menyampaikan, peningkatan ini turut diperkuat oleh berbagai faktor, seperti optimisme konsumen, konsumsi listrik rumah tangga yang naik, serta penyelenggaraan berbagai event besar di Jakarta.
“Optimisme masyarakat Jakarta tercermin dari menguatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), yang seluruhnya berada dalam zona optimis. Ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian daerah,” ujarnya.
Di sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi Jakarta juga didorong oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi, perdagangan besar dan eceran, serta jasa keuangan. Menurutnya, struktur ekonomi Jakarta juga masih didominasi oleh sektor jasa, yang terus meningkat proporsinya secara konsisten.
“Struktur ekonomi Jakarta tetap didominasi oleh sektor jasa yang terus menunjukkan peningkatan pangsa,” ucapnya.
Ia menambahkan, sejumlah event nasional dan internasional yang digelar di Jakarta turut memberikan dampak positif terhadap konsumsi, di antaranya konser Maroon 5 Asia Tour 2025, Festival Pecinan, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025, INACRAFT 2025, dan Jakarta Lebaran Fair 2025.
“Kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku usaha, perlu terus diperkuat guna menjaga momentum pertumbuhan dan mendukung pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tandasnya.