SURABAYA- Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono menyambut baik inisiasi kegiatan West Sumatera Investment Forum 2024 yang diselenggarakan Pemprov Sumatra Barat di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Rabu (17/7).
Menurutnya, kegiatan ini semakin meningkatkan kerjasama antara Provinsi Jatim dengan Provinsi Sumatra Barat. Mulai dari membuka peluang investasi baru, meningkatkan volume perdagangan serta memperkuat hubungan kerjasama di bidang ekonomi dan pariwisata antarkedua provinsi.
"Kami mengharapkan kegiatan misi dagang dari Pemprov Sumbar di Jatim agar perekonomian kedua daerah bisa berkembang dan tumbuh bersama secara inklusif. Sehingga masyarakat di kedua wilayah semakin sejahtera," kata Adhy.
Lebih lanjut, dalam kegiatan yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy tersebut, Pj. Gubernur Adhy menjelaskan bahwa Jatim merupakan lokomotif perekonomian nasional dengan menyumbang sebesar 14,4 persen pembentuk PDB Indonesia pada triwulan I tahun 2024.
"Diikuti dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8 persen dan PDRB Jatim terbesar kedua se-Pulau Jawa dengan kontribusi sebesar 25 persen dari PDRB Pulau Jawa," jelasnya.
Capaian realisasi investasi Jatim pada TW I tahun 2024 pun cukup impresif yaitu mencapai Rp 36,2 T. Angka ini secara y-o-y meningkat 20,7 persen dibandingkan TW I 2023.
Capaian realisasi investasi Jatim, katanya, didominasi oleh 5 sektor, yakni sektor pertambangan Rp 7,13 triliun, sektor transportasi gudang dan telekomunikasi Rp 4,88 triliun, industri makanan Rp 4,64 triliun, sektor perumahan, industri dan perkantoran Rp 2,96 triliun serta industri logam dasar, barang logam bukan mesin serta peralatan Rp 2,93 triliun.
"Jawa Timur juga memiliki Investment Project Ready to Offer (IPRO) untuk ditawarkan kepada investor. IPRO terdiri dari 4 sektor, yakni infrastruktur, manufaktur, properti dan pariwisata," tuturnya.
Untuk meningkatkan iklim investasi di Jatim, terdapat beberapa program yang dilakukan Pemprov Jatim. Diantaranya dengan mendirikan pusat layanan perizinan satu atap, digitalisasi perizinan melalui OSS RBA, reformasi ketenagakerjaan, penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), promosi investasi di luar negeri melalui IIPC, pemberian insentif fiskal serta kemitraan antara pemerintah dan swasta serta platform east Java Investment HUB.
"Saya yakin nilai perdagangan dan potensi di kedua provinsi bisa berlangsung dan meningkat," ungkapnya.
Adapun provinsi Jawa Timur merupakan hub internasional atau hub utama dari Indonesia Timur. Sebab, melalui pelabuhan Tanjung Perak, Jatim melayani 21 rute dari 39 rute tol laut. Sehingga hampir, 80 persen logistik di 20 provinsi di Indonesia, disuplai Jatim.
Sementara itu, berdasarkan data inflasi gabungan 11 kota IHK Jatim pada Juni 2024 masih terjaga dalam target sasaran nasional, yakni 2,5 persen + 1 persen. Inflasi gabungan kota IHK di Jatim tercatat mengalami deflasi 0,37 persen (M to M). "Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi gabungan kota IHK di Jatim tercatat sebesar 2,21 persen (Y-O-Y)," tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jatim yang sudah menerima Pemprov Sumbar menyelenggarakan misi dagang. Ia berharap, investor di Jatim bisa melakukan investasi di Sumbar.
"Sektor apa yang bisa di investasikan di Sumbar. Mulai investasi yang berpotensi di sektor perkebunan, pertanian, perhutanan sampai pariwisata sehingga roda perekonomian di kedua wilayah berjalan baik," ungkapnya.