Menpar: Pesta Adat Erau di Kutai Kartanegara Perkuat Perputaran Ekonomi
Dok. Kemenparekraf

TENGGARONG - Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, meyakini bahwa perayaan Pesta Adat Erau 2025 akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal serta memperkuat posisi budaya sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Dalam sambutannya saat membuka Erau 2025 di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Menteri Widiyanti menyatakan bahwa efek berganda dari kegiatan budaya ini sangat nyata, khususnya melalui tumbuhnya sektor UMKM dan tingginya partisipasi masyarakat.

“Kami optimistis bahwa Erau bukan hanya peristiwa budaya tahunan, tetapi momentum strategis untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan memperluas manfaat sosial bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menteri Pariwisata menegaskan bahwa Erau merupakan selebrasi warisan agung Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, salah satu peradaban tertua di Indonesia yang telah memberi kontribusi besar bagi sejarah Nusantara.

“Kutai Kartanegara adalah pusat peradaban kuno di Indonesia. Melalui Erau, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga merayakan nilai-nilai luhur yang membentuk jati diri bangsa,” tambahnya.

Erau 2025 mengusung tema “Menjaga Marwah Peradaban Nusantara”, yang merefleksikan komitmen untuk melestarikan kehormatan dan kemuliaan tradisi leluhur. Menteri Widiyanti juga menekankan bahwa Erau sejalan dengan program prioritas Kemenparekraf, yakni Event by Indonesia, dan berpotensi dikembangkan menjadi event berkelas internasional yang memadukan pelestarian budaya dan promosi pariwisata.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Kalimantan Timur untuk mendukung suksesnya Erau 2025 yang berlangsung pada 21–28 September. Warisan leluhur bukan hanya masa lalu, tetapi sumber kekuatan untuk membangun masa depan,” tutup Menteri Widiyanti.

Gubernur Kalimantan Timur, Rudi Mas’ud, turut hadir dan menyampaikan makna filosofis dari kata “Erau” yang berasal dari “Ero” — berarti ramai dan penuh sukacita. Ia menekankan bahwa Erau merupakan simbol kekayaan budaya dan identitas lokal yang harus dijaga bersama.

“Erau adalah manifestasi keberagaman dan kearifan lokal yang memperkaya peradaban bangsa. Kegiatan ini harus terus hidup sebagai bagian dari warisan budaya Nusantara,” ucap Gubernur Rudi.

Senada dengan hal tersebut, Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, menegaskan bahwa nilai-nilai yang diusung dalam Erau mencerminkan marwah atau kehormatan yang melekat pada sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara.

“Tradisi Erau telah membentuk karakter masyarakat Kutai Kartanegara dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa,” ujarnya.

Turut hadir pula Asisten Deputi Bidang Event Daerah Kemenparekraf, Reza Pahlevi, yang menyampaikan komitmen Kementerian dalam mendorong Erau sebagai salah satu event unggulan nasional yang layak mendapat perhatian lebih luas, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara.