Hati-hati! Kebiasaan Kecil Ini Bisa Merusak Mata Anda
Ilustrasi | Foto: istimewa

JAKARTA - Mata merupakan organ vital yang memungkinkan manusia melihat, bekerja, belajar, dan menikmati hidup. Ungkapan “mata adalah jendela dunia” bukan sekadar puitis, melainkan mencerminkan pentingnya fungsi penglihatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, banyak kebiasaan sehari-hari yang sering diabaikan justru berdampak negatif pada kesehatan mata.

Dalam era digital saat ini, penggunaan perangkat elektronik dalam jangka waktu panjang menjadi salah satu penyebab utama gangguan pada mata. Aktivitas seperti bekerja, belajar, dan hiburan kini sebagian besar dilakukan di depan layar. Tanpa disadari, masyarakat bisa menghabiskan lebih dari 8 jam sehari menatap layar gadget. Hal ini berisiko menyebabkan digital eye strain kondisi yang ditandai dengan mata kering, tegang, dan penglihatan buram.

Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kebiasaan harian yang berisiko menurunkan kualitas penglihatan. Berikut beberapa perilaku yang perlu diwaspadai:

  1. Membaca di tempat dengan pencahayaan buruk menyebabkan otot mata bekerja lebih keras, yang dapat mempercepat kelelahan mata.

  2. Mengucek mata dapat memindahkan kuman dan bakteri dari tangan ke mata, serta berisiko merusak kornea.

  3. Kurang tidur menyebabkan mata merah, kering, dan berisiko mengalami gangguan fungsi penglihatan dalam jangka panjang.

  4. Tidak membersihkan makeup mata sebelum tidur dapat menyumbat kelenjar di kelopak mata, memicu iritasi dan infeksi seperti blefaritis.

  5. Menggunakan gadget di ruangan gelap membuat retina bekerja lebih keras karena kontras tinggi antara layar dan lingkungan sekitar.

  6. Penggunaan lensa kontak yang tidak higienis atau terlalu lama dapat memicu infeksi serius hingga risiko kebutaan.

  7. Paparan tanpa pelindung di lingkungan berdebu atau saat berkendara membuat mata rentan terhadap cedera fisik maupun paparan sinar UV.

  8. Konsumsi gula dan garam berlebih berkontribusi pada penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi, yang dapat menyebabkan komplikasi penglihatan.

  9. Kurangnya pemeriksaan mata rutin sering membuat gangguan serius seperti glaukoma tidak terdeteksi sejak dini.

Direktur Kesehatan Indera dan Gigi Kemenkes RI menyampaikan bahwa menjaga kesehatan mata harus dimulai dari kebiasaan sederhana, seperti mengikuti aturan 20-20-20 saat bekerja di depan layar (setiap 20 menit, melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik), menggunakan kacamata pelindung saat diperlukan, serta melakukan pemeriksaan mata minimal setahun sekali, khususnya bagi individu dengan riwayat diabetes, hipertensi, atau berusia di atas 40 tahun.

“Mata adalah aset penting bagi kualitas hidup. Pemeriksaan rutin dan edukasi tentang kebiasaan yang merusak mata harus menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat Indonesia,” tegasnya.

Kemenkes RI juga mengingatkan bahwa menjaga kesehatan mata adalah bagian dari investasi jangka panjang dalam menjaga produktivitas dan kesejahteraan hidup. Mari lindungi penglihatan kita—karena mata yang sehat berarti hidup yang lebih bermakna.