
Ilustrasi | Foto: istimewa
JAKARTA - Penyakit jantung tak lagi identik dengan usia lanjut. Data medis terbaru menunjukkan peningkatan signifikan kasus serangan jantung pada kelompok usia 20 hingga 40 tahun. Fenomena ini menjadi peringatan serius bahwa serangan jantung kini dapat menyerang siapa saja, termasuk mereka yang merasa masih muda dan sehat.
Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, kebiasaan yang tampak sepele seperti konsumsi makanan cepat saji, minuman berkafein berlebihan, begadang, stres kronis, dan kurang olahraga menjadi faktor utama pemicu gangguan jantung di usia muda. Tak hanya itu, penggunaan rokok dan vape yang semakin umum di kalangan anak muda juga mempercepat kerusakan pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
“Banyak anak muda merasa aman karena tubuhnya masih kuat, padahal pola hidup mereka sudah membebani kinerja jantung sejak dini,” ujar seorang pakar kesehatan jantung. “Serangan jantung bisa datang diam-diam, tanpa gejala dramatis.”
Gejala awal sering kali dianggap sepele, seperti nyeri ringan di dada atau lengan, sesak napas, mual, hingga kelelahan yang tidak wajar. Sayangnya, kurangnya kesadaran menyebabkan banyak kasus tidak tertangani tepat waktu, sehingga waktu emas penyelamatan pun terlewat.
Meskipun demikian, serangan jantung dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup. Langkah sederhana seperti rutin berolahraga, menjaga pola makan sehat, mengelola stres, tidur cukup, serta menghindari rokok dan alkohol terbukti efektif menurunkan risiko. Deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin dan memahami riwayat penyakit keluarga juga sangat dianjurkan.
Kesehatan jantung bukan lagi urusan masa depan, tetapi kebutuhan saat ini. Menjaga ritme jantung sejak muda bukan hanya soal umur panjang, tetapi juga tentang kualitas hidup.
Mari jaga jantung kita dari sekarang. Dengarkan tubuhmu, tanggapi setiap tanda, dan hidupkan potensi masa depan dengan tubuh yang sehat.