103 Orang Tewas Akibat Ledakan Bom di Iran
Foto: ist

KERMAN - Sebanyak dua ledakan terjadi dalam acara peringatan kematian komandan Garda Revolusi, Qaseem Soleimani di kota Kerman, Iran. Ledakan tersebut menewaskan 103 orang dan melukai ratusan warga lainnya. 

Ledakan terjadi selama upacara peringatan keempat komandan Qassem Soleimani, yang tewas oleh pesawat nirawak Amerika Serikat pada tahun 2020.

Menteri Kesehatan Iran melaporkan 103 korban tewas dan 211 lainnya terluka akibat ledakan tersebut.

Ledakan yang terjadi pada pemakaman Soleimani, menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Iran.

Televisi pemerintah melaporkan ledakan pertama diikuti oleh ledakan kedua setelah 20 menit di pemakaman Soleimani di Kerman, Iran tenggara. Sampai saat ini, pelaku dua ledakan tersebut belum ditemukan. 

Berdasarkan laporan seorang pejabat anonim kepada kantor berita pemerintah IRNA, dua alat peledak tersebut diledakkan dari jarak jauh.

"Dua alat peledak yang ditanam di sepanjang jalan menuju Pemakaman Syuhada Kerman diledakkan dari jarak jauh oleh para teroris" ucap pejabat anonim dikutip dari Channel News Asia pada Kamis, 4 Januari 2024.

Video dari media pemerintah Iran menunjukkan puluhan mayat bersimbah darah, sementara tim penyelamat Bulan Sabit Merah merawat orang terluka.

Beberapa kantor berita Iran mengatakan jumlah korban luka sangat banyak dan jauh lebih tinggi.

"Sebuah suara yang mengerikan terdengar di sana, terlepas dari semua tindakan keamanan dan keselamatan. Masalah ini masih dalam penyelidikan," kata kepala Masyarakat Bulan Sabit Merah Kerman, Reza Fallah.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran akan menggunakan cara internasional untuk mengidentifikasi dan mengadili mereka yang terlibat dalam serangan tersebut dan para pendukungnya.

Sementara itu, Presiden Raisi membatalkan kunjungan ke Turki yang direncanakan pada hari Kamis.

Meskipun pihak berwenang tidak secara terbuka menyalahkan pihak manapun. Komandan tertinggi pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, menuduh serangan dilakukan oleh "agen-agen rezim Zionis (Israel) dan Amerika Serikat."

Teheran sering menuduh Israel dan Amerika Serikat mendukung kelompok militan anti-Iran. TV pemerintah menunjukkan kerumunan orang di pemakaman, meneriakkan yel-yel anti-Israel dan anti-Amerika. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menegaskan Amerika Serikat tidak terlibat dalam ledakan tersebut dan tidak memiliki alasan bahwa Israel terlibat.