Jakarta– Mengangkat tema “Selimut Nusantara”, Wastra Indonesia tampil di Musée du Louvre, Paris, Prancis. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung penuh desainer Edward Hutabarat yang menampilkan Tenun Ikat dari Sumba, Timor, Bali, dan Sumbawa, serta Ulos dan Songket dari Samosir.
Selain Wastra, pameran tersebut juga menampilkan kemegahan Borobudur dalam foto yang menyertai kekayaan kain Nusantara.
“Ini adalah salah satu upaya pengembangan Warisan Budaya Indonesia, serta Diplomasi Budaya,” ungkap, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemdikbudristek, Hilmar Farid, Selasa (28/11).
Lebih lanjut Hilmar mengungkapkan, “Kita bangga, kebudayaan Indonesia bisa tampil dengan berkelas di salah satu museum seni terbesar di dunia.”
Sementara itu, saat ditanya soal tema, Edward Hutabarat menyampaikan, “Peradaban Indonesia sangat erat kaitannya dengan ‘selimut’ (kain). Namun, ‘selimut’ di Indonesia dikenal dengan nama-nama lain seperti sarung (selembar kain yang kedua ujungnya dijahit menjadi satu), jarit (kain katun tipis, biasanya berupa Batik atau Lurik), dan masih banyak lagi."
Secara keseluruhan, koleksi ini menjanjikan untuk mengungkap keindahan, kekayaan, keterampilan, dan kearifan budaya Indonesia, khususnya dari Sumba. Selimut yang ditenun seluruhnya dari bahan alami, telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan budaya selama berabad-abad.
Dalam pembukaan pameran, Ketua Bidang 1 OASE KIM, Franka Makarim, menyampaikan kebanggaannya tentang kekayaan budaya Indonesia dan apa yang ditampilkan di sini baru sebagian kecil dari keragaman karya budaya Indonesia.
Pameran "Selimut Nusantara" memberikan sebuah perjalanan visual dan budaya kepada publik internasional di Paris, untuk menangkap esensi dari warisan Indonesia yang kaya melalui lensa Edward Hutabarat dan ketertarikan abadi terhadap kekaryaan nusantara.
Pameran Selimut Nusantara akan terbuka untuk umum di Musée du Louvre, Paris pada 28 November 2023 s.d. 3 Januari 2024 dan menjadi kali pertama bagi sebuah negara Asia, khususnya Indonesia, untuk melakukan pameran di museum seni terbesar di dunia ini.