
Graduates applaud the decision during commencement ceremonies at Harvard University. AP
AMERIKA SERIKAT - Hakim federal Amerika Serikat kembali memperpanjang larangan sementara terhadap upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mencabut izin Harvard University dalam menerima mahasiswa internasional.
Keputusan ini menjadi bagian dari sengketa hukum yang semakin memanas antara kampus ternama tersebut dan Gedung Putih.
Hakim Distrik AS Allison Burroughs, pada Kamis (30/05/25), memperpanjang temporary restraining order (perintah penahanan sementara) yang sebelumnya dikeluarkan pekan lalu. Langkah ini memungkinkan Harvard tetap menerima dan menampung mahasiswa asing selama proses hukum masih berlangsung.
Dilansir dari The New York Times, kuasa hukum pemerintah di tengah persidangan menyatakan bahwa perintah pengadilan tak lagi diperlukan karena pemerintah telah mengeluarkan pemberitahuan baru dan memperpanjang tenggat waktu. Namun, Hakim Burroughs bersikeras ingin mengeluarkan perintah hukum formal.
“Saya merasa lebih nyaman jika ada perintah resmi yang diberlakukan,” ujarnya, menanggapi permintaan dari kuasa hukum Harvard, Ian Gershengorn.
Gershengorn juga berpendapat bahwa perintah tetap dibutuhkan karena pemerintah terus melanggar hak kebebasan berekspresi Harvard yang dijamin Konstitusi AS. Ia juga menuding pemerintah melakukan "manuver hukum" untuk menekan universitas tersebut.
“Ada aturan dan prosedur, serta perlakuan yang tampaknya berbeda untuk Harvard. Kerugian yang kami alami nyata dan terus berlanjut,” kata Gershengorn.
Di sisi lain, Karoline Leavitt, juru bicara Gedung Putih, menuduh hakim Burroughs melampaui kewenangannya.
“Jika para hakim ini ingin menjadi menteri luar negeri atau presiden, mereka bisa mencalonkan diri sendiri,” sindirnya.
Visa mahasiswa China jadi sasaran
Sehari sebelum sidang, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan, akan mulai secara agresif mencabut visa mahasiswa asal China, terutama mereka yang diduga memiliki hubungan dengan Partai Komunis China atau sedang menempuh studi di bidang-bidang sensitif. “Kami akan mencabut visa mahasiswa China secara agresif,” ujar Rubio.
Saat ini, terdapat lebih dari 275.000 mahasiswa China yang kuliah di ratusan universitas di AS. Baca juga: Alasan Kenapa Trump Larang Harvard Terima Mahasiswa Asing Kehadiran mereka selama ini menjadi sumber pemasukan besar sekaligus pasokan talenta bagi sektor teknologi AS.
Namun, kebijakan baru tersebut menimbulkan kecemasan dan kekecewaan di kalangan mahasiswa, terutama bagi yang sudah diterima masuk tahun ajaran mendatang. Lynn Pasquerella, Presiden Asosiasi Perguruan Tinggi dan Universitas AS, menyebut langkah ini sebagai kerugian besar.
“Mahasiswa China kini melihat negara lain sebagai pilihan. Ini menyebabkan brain drain (keluarnya orang terpelajar dan berkeahlian tinggi) bagi AS,” katanya.
Dampak terhadap mahasiswa internasional
Direktur Layanan Imigrasi Harvard Maureen Martin, dalam dokumen pengadilan menyampaikan bahwa meskipun ada perintah pengadilan, banyak mahasiswa internasional merasa takut, bingung, dan banyak yang mempertimbangkan untuk pindah kampus.
Beberapa mahasiswa yang baru tiba di Boston bahkan diperiksa lebih ketat oleh petugas Bea Cukai, dan banyak yang mengalami penolakan atau penundaan visa di kedutaan besar AS di luar negeri.
Jika sanksi pemerintah tetap diberlakukan, dampaknya akan sangat besar, terutama bagi jenjang pascasarjana Harvard yang banyak bergantung pada mahasiswa asing.