Menang Pilpres, Masoud Pezeshkian Jadi Presiden Iran
Masoud Pezeshkian memenangkan pemilihan putaran kedua pada hari Jumat (5/7) melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif untuk menggantikan presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Mei yang lalu.

JAKARTA - Masoud Pezeshkian memenangkan pemilihan putaran kedua pada hari Jumat (5/7) melawan Saeed Jalili yang ultrakonservatif untuk menggantikan presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Mei yang lalu.

Tokoh reformis berusia 69 tahun ini memperoleh lebih dari 16 juta suara, sekitar 54 persen, dan Jalili memperoleh lebih dari 13 juta, sekitar 44 persen, dari sekitar 30 juta suara yang diberikan.

Jumlah pemilih yang berpartisipasi mencapai 49,8 persen, tambah Eslami, naik dari rekor terendah sekitar 40 persen pada putaran pertama. Pada hari Minggu, surat kabar Iran menerbitkan foto Pezeshkian di halaman depan dan menyerukan “persatuan” di bawah presiden terpilih Iran tersebut.

Pezeshkian bakal dilantik di hadapan parlemen pada awal Agustus sebagai presiden kesembilan republik Islam. Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip Mojtaba Yosefi, anggota dewan ketua parlemen mengatakan pada Minggu (7/7) bahwa upacara pelantikan presiden Iran akan digelar 4 atau 5 Agustus 2024.

"Presiden punya waktu 15 hari untuk menyampaikan usulan menterinya ke parlemen untuk mosi percaya," kata kantor berita IRNA, dikutip dari AFP. Baca juga: Iran Gelar Pilpres Putaran Kedua Hari Ini Presiden terpilih Iran diharuskan mengambil sumpah di depan parlemen sebelum resmi menjabat.

Upacara pelantikan berlangsung setelah presiden terpilih menerima dukungan resmi dari pemimpin tertinggi republik Islam tersebut.

Presiden Iran bukanlah kepala negara, dan kekuasaan tertinggi berada di tangan pemimpin tertinggi, jabatan yang dipegang oleh Ayatollah Ali Khamenei selama 35 tahun terakhir.