Sengketa Hasil Pemilu, Warga dan Polisi Bentrok di Venezuela
Bentrokan antara warga dan polisi terjadi usai pengumuman hasil pemilu Venezuela hingga menewaskan satu orang. Satu orang tewas di negara bagian Yaracuy di barat laut dan 46 lainnya ditangkap dalam demonstrasi pasca pemilu, dikutip dari AFP pada Selasa (3

JAKARTA - Bentrokan antara warga dan polisi terjadi usai pengumuman hasil pemilu Venezuela hingga menewaskan satu orang. Alfredo Romero selaku ketua kelompok hak asasi manusia bernama Foro Penal yang berspesialisasi dalam masalah tahanan politik, mengatakan di media sosial X pada Senin (29/7).

Menurutnya, satu orang tewas di negara bagian Yaracuy di barat laut dan 46 lainnya ditangkap dalam demonstrasi pasca pemilu, dikutip dari AFP pada Selasa (30/7).

Diberitakan BBC, pasukan keamanan di Venezuela telah menembakkan gas air mata dan peluru karet terhadap orang-orang yang memprotes hasil pemilu yang disengketakan pada Minggu.

Ribuan orang turun ke pusat kota Caracas pada Senin malam, beberapa diantaranya berjalan berkilo-kilo dari daerah kumuh di pegunungan sekitar kota, menuju istana presiden.

Protes meletus di ibu kota Venezuela sehari setelah Presiden Nicolas Maduro mengaklaim dia menang.

Pihak oposisi membantah pernyataan kemenangan Maduro sebagai pernyataan palsu, dan mengatakan bahwa kandidat mereka Edmundo González menang secara meyakinkan dengan 73,2 persen suara.

Jajak pendapat menjelang pemilu menunjukkan kemenangan jelas bagi penantangnya. Partai-partai oposisi bersatu mendukung González dalam upaya untuk menggulingkan Presiden Maduro setelah 11 tahun berkuasa, di tengah meluasnya ketidakpuasan atas krisis ekonomi negara tersebut.

Sejumlah negara Barat dan Amerika Latin, serta badan-badan internasional termasuk PBB, telah meminta pihak berwenang Venezuela untuk merilis catatan suara dari masing-masing tempat pemungutan suara. Argentina adalah salah satu negara yang menolak mengakui kemenangan pemilu Presiden Maduro, dan sebagai tanggapannya Venezuela menarik diplomat dari Buenos Aires.

Diplomat dari enam negara Amerika Latin lainnya yakni Chili, Kosta Rika, Panama, Peru, Republik Dominika dan Uruguay juga telah ditarik karena apa yang digambarkan oleh Menteri Luar Negeri Yvan Gil di media sosial sebagai “tindakan dan pernyataan intervensionis”.

Pemerintah Venezuela juga mengumumkan penghentian sementara penerbangan udara komersial ke dan dari Venezuela dengan Panama dan Republik Dominika mulai pukul 20.00 waktu setempat pada Rabu.

Kehadiran militer dan polisi dalam jumlah besar, termasuk meriam air, dilakukan di jalan-jalan Caracas dengan tujuan membubarkan pengunjuk rasa dan mencegah mereka mendekati istana presiden.

Kerumunan orang meneriakkan “Kebebasan, kebebasan!” dan menyerukan agar pemerintah Nicolás Maduro jatuh. Rekaman menunjukkan ban terbakar di jalan raya dan banyak orang berada di jalanan, juga polisi yang mengendarai sepeda motor menembakkan gas air mata.