Soal Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza, Biden: Ada di Tangan Hamas
Presiden Amerika Serikat Joe Biden

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza Palestina saat ini ada di tangan Hamas.

Biden mengungkap usulan kesepakatan gencatan yang saat ini tengah dirundingkan merupakan "tawaran yang rasional" dan Israel sudah menyepakatinya.

"Itu sekarang ada di tangan Hamas. Israel telah bersikap kooperatif," kata Biden kepada wartawan di Bandara Hagerstown pada Selasa (5/3).

Dikutip CNN, Biden lebih lanjut mengatakan saat ini para pihak menunggu respons dan sikap Hamas menanggapi tawaran gencatan senjata ini.

Perundingan gencatan senjata di Gaza terus berlangsung sejak akhir pekan lalu. Mediator seperti Qatar, Mesir, dan AS tengah berunding di Kairo untuk membantu merealisasikan gencatan senjata Israel dan Hamas menjelang bulan Ramadan tiba.

Pejabat AS pada akhir pekan lalu mengklaim jika Israel sudah sepakat dengan tawaran gencatan senjata.

Kesepakatan itu meliputi jeda pertempuran di Gaza selama enam pekan, pembebasan sandera Hamas, pembebasan warga Palestina tahanan Israel, hingga aliran bantuan ke Gaza.

Pejabat AS yang mengaku mengetahui perundingan menuturkan saat ini bola ada di tangan Hamas.

Hamas disebut belum juga sepakat soal sejumlah poin yang tertuang dalam kesepakatan, terutama soal pembebasan sandera.

Sementara itu, pada Minggu (3/3), Hamas sendiri menegaskan gencatan senjata bisa saja berlaku dalam 24 jam hingga 48 jam ke depan asal Israel memenuhi semua tuntutan kelompok itu.

Meski begitu, Hamas tak membeberkan tuntutan apa saja yang diajukan kelompoknya tersebut dalam perundingan gencatan senjata.

AS mendesak gencatan senjata di Gaza berlaku sebelum Ramadan yang jatuh 10 Maret mendatang.

Agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 30.600 warga Palestina per Rabu (6/3). Sebanyak 12.300 korban tewas itu merupakan anak-anak.

Sekitar 8.000 warga Gaza juga masih hilang dan 72.043 lainnya terluka imbas agresi Israel.