
Pesawat kargo jatuh di dekat Bandara Louisville, Kentucky, membawa 38.000 galon bahan bakar. Gubernur Andy Beshear memperingatkan warga untuk tidak mendekat.(WLKY)
KENTUCKY - National Transportation Safety Board (NTSB) tengah melakukan investigasi menyeluruh terhadap kecelakaan pesawat kargo milik UPS yang terjadi pada Selasa (4/11/2025) waktu setempat, di sekitar Bandara Internasional Louisville Muhammad Ali, Kentucky.
Insiden tragis tersebut terjadi setelah pesawat dilaporkan mengalami gangguan mesin sesaat setelah lepas landas. Berdasarkan laporan awal, salah satu mesin pesawat terlepas dari sayap kiri, memicu kebakaran besar di udara sebelum akhirnya pesawat jatuh dan meledak di area sekitar bandara.
Sedikitnya 11 orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk seorang anak, sementara sejumlah fasilitas komersial di sekitar lokasi terdampak kebakaran.
Kepala Tim Investigasi NTSB, Todd Inman, menyampaikan bahwa analisis awal menunjukkan kebakaran terjadi di bagian sayap kiri pesawat sesaat setelah izin lepas landas diberikan.
“Rekaman video keamanan menunjukkan mesin kiri terlepas dari sayap saat pesawat masih melaju di landasan. Pesawat sempat mencapai ketinggian rendah sebelum jatuh di luar kompleks bandara,” jelas Inman.
Rekaman suara kokpit dan data penerbangan (flight data recorder) telah berhasil ditemukan. Tim investigasi juga menemukan mesin yang terlepas di area landasan. Proses pengumpulan bukti masih berlangsung, mencakup medan puing yang membentang hingga setengah mil dari titik jatuh utama.
Pesawat yang terlibat adalah McDonnell Douglas MD-11 buatan tahun 1991, dioperasikan oleh UPS dengan tiga awak, dalam penerbangan menuju Honolulu dari fasilitas logistik global UPS di Worldport, Louisville. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 17.15 waktu setempat dan memicu kebakaran besar yang menjalar ke fasilitas Kentucky Petroleum Recycling dan Grade A Auto Parts di sekitarnya.
Gubernur Kentucky Andy Beshear menyampaikan belasungkawa mendalam atas jatuhnya korban jiwa, termasuk seorang anak yang berada di lokasi bisnis tersebut.
“Tragedi ini sangat mengerikan, namun bisa saja lebih buruk. Kami bersyukur pesawat tidak menghantam kawasan padat seperti pabrik Ford atau pusat konvensi di dekatnya,” ujarnya.
Tim pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api beberapa jam setelah kejadian, meski suhu tinggi dan hujan minyak dari sisa bahan bakar menyulitkan proses evakuasi. Mark Little, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Distrik Okolona, menyebut proses evakuasi masih berlanjut dan diperkirakan memakan waktu panjang.
Hingga Rabu pagi, Bandara Louisville telah kembali beroperasi dengan satu landasan aktif, setelah sempat ditutup beberapa jam pascakecelakaan. Dua korban masih dirawat dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Universitas Louisville, sementara 18 lainnya telah mendapat perawatan dan dipulangkan.
Pihak UPS menyatakan duka cita mendalam atas kejadian ini. “Kami sangat berduka atas kehilangan yang terjadi dan bekerja sama penuh dengan pihak berwenang untuk mendukung proses investigasi,” demikian pernyataan resmi perusahaan.
NTSB akan terus melakukan penyelidikan terhadap seluruh komponen pesawat, termasuk mesin yang terlepas, guna memastikan penyebab pasti kecelakaan. Mantan penyelidik federal Jeff Guzzetti menjelaskan bahwa penyebab kebakaran pada fase lepas landas bisa disebabkan oleh kegagalan struktur mesin atau kebocoran bahan bakar, namun penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan.
Tragedi ini menjadi insiden penerbangan paling mematikan di Kentucky dalam beberapa tahun terakhir. Hasil awal investigasi akan diumumkan NTSB setelah analisis data penerbangan dan komponen utama pesawat selesai dilakukan.
Info Detak.co | Kamis, 06 November 2025 
