JAKARTA- Anies Baswedan mengatakan, Negeri ini adalah tempat dibangun sebuah republik, dan fondasinya adalah gagasan. Maka dalam penyusunan kebijakan di pemerintahan tidak bisa hanya fokus pada karya, tetapi harus berangkat dari gagasan.
"Ini bukan negara yang dibangun tanpa gagasan," kata Anies dalam acara launching buku Anies Baswedan: Buku, Film, Kopi, Bola, Cerita lainnya yang disiarkan kanal YouTube Refly Harun dikutip Kamis, 21 November 2024. Acara ini digelar di Aula PDS HB Jassin, TIM Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.
Menurut Anies, jika membuka dokumen pemikiran pendirian republik, puncaknya adalah ketika UUD 1945 disusun. Pembukaannya, yang awalnya disebut Piagam Jakarta dan kemudian menjadi Pembukaan UUD 1945, merupakan muara dari perjalanan pemikiran yang ada di Indonesia. "Apa yang menjadi janji kemerdekaan bukan sekadar menghasilkan karya, tetapi berangkat dari gagasan," jelasnya.
Anies mengungkapkan menerapkan gagasan, narasi, dan karya ini sudah dilakukannya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. "Hal inilah yang kami lakukan ketika bertugas di Jakarta, karena di sana ada kesempatan lintas sektor untuk sama-sama membangun gagasan bersama," ungkapnya.
Suami Fery Farhati ini mengungkapkan, urutan dalam pengambilan keputusan adalah gagasan, narasi, dan karya. Itu menjadi jawaban atas apa yang ditemukan di lapangan.
"Begitu banyak pekerjaan yang dilakukan tanpa dipikirkan. Banyak pekerjaan dikerjakan tanpa pertanyaan “mengapa harus ada?” dan “mengapa perlu dikerjakan?”. Bahkan, kita terlalu sering menemui peristiwa di mana pekerjaan hanya diulang tanpa mempertanyakan tujuan awalnya," jelasnya.
Bermula dari hal tersebut, Anies merangkai gagasan itu dalam tiga hal: gagasan, narasi, dan karya. "Ini harus menjadi pedoman bagi kita semua," pintanya.
Anies menganalogikan, ketika berkumpul hanya 20 orang, cukup membicarakan karya saja masih aman. Namun, ketika yang berkumpul 200 orang, narasi sudah diperlukan. Apalagi jika yang berkumpul adalah 200 ribu hingga 270 juta orang, maka di situ harus ada gagasan. "Harus ada nilai atau value yang menjadi pegangan bagi semuanya," ungkapnya.
Karena itu, kata Anies, dalam perjalanan bangsa sebesar Indonesia ini, siapa pun yang berada di posisi kepemimpinan untuk memimpin 270 juta orang harus menyadari bahwa ia memegang nilai dan harus menjalankannya dengan nilai. "Jika memimpin sebesar itu hanya berbekal karya saja tanpa nilai atau gagasan, hampir dipastikan akan muncul banyak masalah," tegasnya.
"Kita akan merasakan dampaknya ketika hanya karya yang ditekankan, tetapi nilai dan gagasan itulah yang menjadi dasar pentingnya keberlanjutan," sambung Anies.
Dia mengungkapkan, ketika nilai dijaga dan diwujudkan dalam pesan-pesan yang konsisten, maka nilai tersebut menjadi pegangan bagi seluruh unsur bangsa ini.