Anies Kenang Jenderal Soedirman di Rumah Markas Sobo: Pemimpin Gerilya yang Tak Gentar di Tengah Sakit Parah

YOGYAKARTA - Anies Baswedan mengenang Jenderal Soedirman, sosok pemimpin gerilya di awal-awal berdinya Republik Indonesia. Anies menceritakan pengalamannya mengunjungi rumah markas Jenderal Soedirman di Kampung Sobo, Pakisbaru, Pacitan. Rumah tersebut digunakaan saat memimpin perang gerilya.

Anies mengunjungi rumah markas itu pada sore hari. Lokasinya berada di puncak bukit. "Rumahnya kecil dan masih dipertahankan seperti pada saat perang gerilya," kata Anies dalam YouTube berjudul Anies Cerita Sedjarah: Jenderal Soedirman, dikutip Rabu, 16 Oktober 2024.

Gubernu DKI Jakarta 2017-2022 ini menceritakan detail rumah markas itu. Ada sebuah kamar yang ukurannya sangat kecil, kamar itu yang dipakai oleh Jenderal Soedirman. Kondisinya saat itu sedang sangat sakit parah. Di sebelahnya ada kamar ajudan, Soepardjo Rustam namanya. Satu lagi kamar ajudan bernama Tjokropranolo.

Anies pun masuk ke kamar itu. "Saya melihat dipan kayu di atasnya dipasang tikar, dan Jenderal Soedirman biasa tidur di situ. Istirahat di situ dalam kondisi paru-parunya sangat berat, namun tetap memimpin perang gerilya, mengirimkan pesan dari sana," jelasnya.

Menurut Anies, jika Soepardjo Rustam membawa pesan ke Yogyakarta berjalan kaki dari sana bisa memakan waktu 2-3 hari. "Ketika duduk dan melihat di situ, saya terharu sekali," ungkapnya.

Bagaimana seorang jenderal dengan kondisi fisik yang amat berat tetap bertahan dan berjuang dalam kesederhanaan yang luar biasa, tanpa fasilitas kesehatan apa pun.

"Bayangkan ribuan laskar yang berjuang gerilya di sana-sini tetap terjaga semangatnya karena panglima besarnya tidak bergeming meski mengalami penderitaan sakit yang sangat berat. Dia bertahan dan terus mengirimkan perintah-perintah ke tempat-tempat yang tersembunyi," jelas Anies.

Melihat tempat itu, Anies menyadari betapa besar pengorbanan yang dilakukan. Nama orang yang berkorban luar biasa ini adalah Jenderal Soedirman. "Sekarang, namanya digunakan sebagai nama salah satu jalan terbesar di Jakarta, Jalan Jenderal Soedirman," ujarnya.

Anies sempat membayangkan, semua yang kini bisa merasakan kemajuan, hidup makmur, dan bekerja di kantor-kantor yang berlokasi di Jalan Jenderal Soedirman dengan segala kenyamanannya. "Pernahkah terpikir bahwa nama jalan itu adalah nama orang yang memberikan segalanya, seluruh jiwa dan raganya, untuk republik dengan perjuangan yang sangat berat," ungkapnya bernada tanya.

Suami Fery Farhati ini pun pernah berpikir, seharusnya yang bekerja di Jalan Soedirman itu pernah melihat seperti apa Jenderal Soedirman saat itu. "Bagaimana dampaknya sekarang, kita merasakan segala kenyamanan, manfaat dari kemerdekaan yang luar biasa, terutama mereka yang memiliki properti dan bekerja di Jalan Jenderal Soedirman," kata Anies.

Anies merefleksikan tempat itu dan bersyukur sekali bisa melihat dari dekat. "Mudah-mudahan, terutama bagi saya, bisa melihat dari dekat rumah markas gerilya Panglima Soedirman di Desa Sobo," pintanya.

Tentu saja, kata Anies, untuk mencapai tempat itu tidak mudah, apalagi dulu. "Jadi mudah-mudahan kita semakin bisa menghargai mereka yang berjuang di masa awal republik, menghibahkan jiwa, raga, dan nyawa mereka," katanya.

Anies juga mengapresiasi kepada mereka yang hari ini terus menjaga Republik Indonesia, memastikan aman, damai, dan melakukan hal-hal yang sering kali kita tidak tahu—hal-hal sulit yang mereka lakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan. "Apresiasi dan terima kasih kepada mereka yang sudah berjuang terus menjaga amanat, kewibawaan, dan kedaulatan Indonesia," tuturnya.