YOGYAKARTA- Yogyakarta selalu punya tempat spesial di hati Anies Baswedan, salah satunya Wisma Kagama yang berada di Kompleks Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dalam acara bertajuk "Anies Baswedan Kembali ke Jogja," Anies mengenang masa-masa kuliahnya, penuh dengan diskusi dan seminar. Namun, yang paling berkesan adalah di sinilah ia menggelar resepsi pernikahannya dengan Fery Farhati, cinta yang tumbuh saat keduanya masih mahasiswa.
Anies mengaku senang bisa kembali ke Jogja. "Jogja itu memang ngangenin, khususnya mereka yang sudah lulus kuliah di jogja. bagi yang masih kuliah, semoga bisa lekas lulus dan tuntas," katanya dalam acara bertajuk "Anies Baswedan Kembali ke Jogja" di Wisma Kagama Kompleks UGM Yogyakarta, Senin, 9 September 2024.
Alumni FE UGM Yogyakarta ini mengaku begitu senang saat mendapat undangan acara diskusi yang digelar di Wisma Kagama. "Saya sangat senang, karena Wisma Kagama ini tempat yang langsung mengingatkan saya pada masa itu. Tempat untuk seminar, diskusi, tukar pikiran, yang terakhir adalah tempat ini saya melangsungkan resepsi pernikahan," jelasnya.
"Iya, saya melangsungkan resepsi pernikahan di tempat ini, Wisma Kagama," imbuh Anies.
Menurut Anies, Wisma Kagama ini tempat yang penuh dengan kenangan yang dan tidak luntur sampai sekarang. Seperti saat ini, menggelar diskusi dengan tema kepemimpinan anak muda di era digital.
Anies menceritakan saat kuliah di Fasultas Ekonomi. Anies masih sangat hafal tempat itu. Di samping selatan FE ada Fakultas Sastra, sisi Timur ada Fakultas Filsafat, sisi Barat ada Fisipol. "Nah, yang paling penting bagi saya sisi Tenggara, yakni Fakultas Psikologi, di situ tempat harapan dan masa depan," ungkapnya disambut tepuk tangan seribuan peserta diskusi.
"Ya, di situlah saya bertemu pacar yang kemudian menjadi istri, namanya Fery Farhati. Jadi saya Fakultas Ekonomi, istri saya Fakultas Psikologi," jelasnya.
Anies juga mengenang tempat makan favorit saat kuliah. Nasi gudeg dan sego pecel, adalah pilihannya. Jika malam di sela kegiatan kampus, makan nasi kucing.
Untuk warung Sego Pecel ini masih terkenang hingga kini. Namanya SGPC, lokasinya di pinggir selokan Mataram.
"Dulu waktu kuliah, ada teman yang sering makan di situ. Agak unik, makan dua tapi ngaku satu, makan tiga ngaku makan dua," katanya.
Teman yang sekarang sudah menjadi seseorang yang sukses, waktu kembali ke kampus dan makan di SGPC, lantas membayar Rp5juta. Waktu itu Rp5 juta itu besar sekali, kurs dolar saat itu hanya Rp2.500. "Rupanya melunasi yang kurang-kurang dulu waktu kuliah," kata Anies.