SURABAYA-Sejumlah 60 mahasiswa dari dua negara di Benua Asia mengikuti Joint Immersion Program: Creating Sustainable, Healthy Environment yang digelar oleh empat universitas. Yakni Ngee Ann Polytechnic (Singapura), PCU (Petra Christian University), Unair (Universitas Airlangga) Surabaya, dan UC (Universitas Ciputra) Surabaya sejak 18 Februari - 2 Maret 2024.
“Pembelajaran dalam program ini ditujukan untuk memberi gambaran tentang Indonesia, baik itu sejarah, geografi, lingkungan, bisnis dan perekonomian, generasi muda, masyarakat, hingga budaya. Kegiatannya sangat bervariatif dengan pendekatan interaktif antar mahasiswa dari empat universitas yang berbeda, yakni melalui permainan, pertunjukan, kunjungan industri, dan dialog antar mahasiswa,” tambah Dr. Yusita Kusumarini, S.Sn., M.Ds., ketua panitia Immersion 2024 di PCU.
Menariknya, Yusita yang juga Kepala LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) PCU itu mengatakan bahwa peserta juga mendapat materi yang berhubungan dengan isu keberlanjutan. Dengan begitu, kolaborasi internasional ini dapat berpartisipasi aktif dalam merespon Sustainable Development Goals. “Maka dari itu tak heran jika salah satu kegiatannya nanti ada yang membuat produk zero waste,” tambah Yusita yang juga seorang dosen Interior Design PCU.
Sebanyak 60 mahasiswa dari beda negara yang terlibat dalam program ini terdiri dari 10 mahasiswa PCU dari Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK), 10 mahasiswa Unair, 10 mahasiswa UC, dan 30 mahasiswa Ngee Ann Polytechnic Singapore didampingi dua dosen. Setelah belajar bersama di PCU, dengan durasi selama dua minggu ini juga para peserta Immersion 2024 akan belajar di universitas lainnya.
Selama di PCU, para peserta mendapatkan materi tentang Creative Waste Management di lingkup bidang desain interior dan desain fesyen. Tak hanya itu, para peserta juga melakukan praktik secara langsung dengan tema “Making Zero Waste Pattern Outer” yang dibawakan oleh Dibya Adipranata Hody, S.E., M.M., selaku dosen Textile and Fashion Design (DFT) PCU.
Dibya merinci, praktik kali ini akan menggunakan sisa produksi busana batik Bali pada oversized outer. Dosen DFT itu juga menggunakan pendekatan zero waste secara nyata dengan penekanan pada perancangan pola yang efisien, khususnya dalam penggunaan bahan kombinasi katun dan lurik.
Peserta yang berada di gedung Q1 ruang 904 ini diajak untuk membuat fabric yoyo, yaitu sisa kain yang dibuat menjadi sebuah ornamen cantik berbentuk lingkaran serupa yoyo. Ornamen itu nantinya dijahit pada outer yang telah disiapkan sebelumnya. “Mahasiswa yang berbeda program studi itu diajak fokus membuat bahan yang praktis, namun tetap memikat secara visual. Ini mencerminkan bahwa kita bisa mulai dari hal sederhana, yang terpenting kita ikut secara aktif dan berkontribusi dalam mengurangi limbah tekstil,” tambah Dibya.
Tak kalah istimewa, hasil karya para mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia ini juga dipamerkan dalam gelaran fashion show singkat. Sebanyak 60 looks yang apik dan original hasil karya mereka sendiri, akan ditampilkan di selasar gedung Q lantai 3 Kampus PCU. Ini juga menandai penutupan acara Immersion di kampus PCU, untuk kemudian dilanjutkan ke kampus lainnya.