Operator Jaklingko Mikrotrans dan mantan pengemudi mikrolet se-DKI Jakarta menggelar demonstrasi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/7). Dalam penyampaian pendapat itu, para massa aksi menyinggung soal pimpinan Transjakarta dan Dinas Perhub
JAKARTA - Operator Jaklingko Mikrotrans dan mantan pengemudi mikrolet se-DKI Jakarta menggelar demonstrasi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/7). Dalam penyampaian pendapat itu, para massa aksi menyinggung soal pimpinan Transjakarta dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang dianggap tidak adil terhadapnya.
“Hari ini kami ada di sini karena ketidakmampuan pimpinan Transjakarta dan Dishub semena-mena dan tidak adil,” tulis salah satu spanduk tuntutan yang digantung di pagar besi barikade polisi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).
Mikrotrans menjadi salah satu varian armada Transjakarta yang ditransformasi Pemprov DKI Jakarta agar terkoneksi dengan transportasi publik lainnya sejak 2018.
Dalam kesempatan itu, massa aksi menuntut agar mereka bertemu langsung dengan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk menyuarakan kegelisahannya, salah satunya soal upah.
“Gaji belum turun, bagaimana kita kerja bisa semangat,” ujar salah satu orator dari mobil komando.
Sementara itu, perwakilan dari Komilet Jaya, Jhon Kenedy mengatakan, salah satu tuntutan dalam aksi unjuk rasa yakni mengenai soal upah yang diterima para operator.
Pasalnya, upah para operator tergantung pada perjalanan mengangkut penumpang atau target kilometer. Namun, kemacetan di Jakarta membuat target ini sering tidak tercapai.
Dengan demikian, Jhon mengatakan, para massa aksi ini menuntut Pemprov DKI Jakarta membenahi mekanisme upah mereka.
“Kita menyampaikan pada hari ini adalah yang paling urgent, kenapa sampai hari ini transportasi masih macet, ini adalah sebuah kelalaian dari Pemda yang langsung mengurus soal transportasi," kata Jhon di lokasi.