BOTI, Program Anies yang Inklusif untuk Seluruh Umat Beragama di Daerah Khusus Jakarta

JAKARTA- Program Anies Baswedan yang dinilai sangat inklusif dan berpotensi menyatukan umat beragama adalah Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI). Yang menikmatinya bukan hanya agama mayoritas tetapi seluruh agama yang terdaftar dan punya hak hidup di Indonesia.

Pengamat poltik dan penggiat demokrasi senior Salim Hutajulu menyatakan hal itu, Selasa, 11 Juni 2024. Dia menanggapi sebuah program Anies yang dipuji banyak orang, yang setahunya, belum dibuat oleh kepala daerah di wilayah lain.

"BOTI itu gagasan brilian dan terhormat. Memang ada kepala daerah baik gebernur, bupati atau wali kota memberikan bantuan keagamaan tetapi hanya untuk agama mayoritas di daerahnya. Anies tidak. Dia kucurkan bantuan kepada agama apapun. Semua berhak menerima," kata tokoh mahasiswa yang ditangkap rezim Orde Baru karena diduga terlibat Kerusuhan Malari tahun 1974 itu.

BOTI adalah gagasan orisinal Anies yang memberikan dana operasional bulanan kepada rumah ibadah yang terdiri dari dana pemeliharaan rumah ibadah dan honor bagi pemuka agama yang melakukan pelayanan di rumah ibadah itu.

Ambil tanggung jawab

Di samping orisinal, tambah Salim, program ini sangat inklusif di mana semua pemuka agama dan rumah ibadah mendapatkan bantuan pemerintah. Artinya, pemerintah mengambil tanggung jawab untuk memperbesar daya jangkau dan daya layan agama kepada umatnya.

Dikatakan oleh pensiunan Camat di DKI Jakarta itu, sebelumnya umat beragama lain mencurigai Anies itu didukung oleh kekuatan eksklusif agama tertentu. Dengan kebijakan BOTI itu tampak dugaan itu salah dan kerdil.

Tidak berhenti di BOTI saja, Anies pun memberikan perhatian kepada perkembangan kelompok minoritas. Dia mempermudah izin berdirinya gereja dan tempat ibadah umat lain. Untuk pertama kali Anies memberikan izin mendirikan kuil Shikh, yang pemeluknya sangat sedikit di Jakarta.

"Tidak ada alasan lagi umat beragama menolak Anies. Dia adalah gubernur Jakarta pertama yang memberikan perhatian untuk umat beragama," demikian Salim Hutajulu.