Cerita Sherly Annavita Membenci Anies Baswedan karena Tidak Mau Cawe-cawe

YOGYAKARTA- Influencer Sherly Annavita mengaku pernah sangat membenci Anies Baswedan. Rekomendasinya agar alumnus Universitas Paramadina Jakarta ini untuk melanjutkan pendidikan tinggi dibatalkan Anies saat menjabat sebagai Mendikbud.

Apa yang disampaikan Sherly ini terungkap dalam acara Q&A dengan menghadirkan tokoh utama Anies Baswedan yang disiarkan oleh Metro TV, Minggu, 8 September 2024.

Sherly dengan terbata-bata menceritakan, saat itu Anies menjadi Rektor Paramadina. Sherly meminta rekomendasi Anies untuk melanjutkan pendidikan. Anies menyetujuinya. Selang 1,5 tahun, semua syarat sudah lengkap.

Ketika semua syarat sudah lengkap, Anies sudah menjadi Mendikbud. "Saat saya mengajukan lagi dengan syarat yang sudah dilengkapi, Pak Anies justru menolak. Alasannya waktu itu, Pak Anies khawatir tindakannya akan dianggap tidak berintegritas terhadap posisinya sebagai menteri," katanya dalam acara Q&A Metro TV dikutip Minggu, 8 September 2024.

Shrely awalnya mengaku sangat kecewa, karena itu adalah ucapan Anies sendiri. Bahkan yang merasakan kekecewaan itu bukan hanya satu dua orang, tapi juga orang-orang terdekat Anies.

"Kemudian kami sadar, ternyata Pak Anies tidak mudah diajak cawe-cawe, sulit diajak untuk bagi-bagi kue kekuasaan. Dan akhirnya saya sampai pada titik bahwa politik itu bisa bermoral," jelas perempuan yang terlihat matanya berlinang.

Shrely pun bertanya ke Anies, bagaimana mensikapi orang-orang dekat yang berpotensi membenci, menyelesaikan kesalahpahaman, kebencian, atau bahkan mengkhianati di kemudian hari?

Anies Baswedan menjawab, ketika memegang kewenangan, harus memastikan bahwa kewenangan itu digunakan dengan benar. Saat memberikan rekomendasi waktu itu, belum memiliki jabatan sebagai Mendikbud.

"Artinya, ketika saya merekomendasikan, itu atas nama pribadi. Saat saya memegang jabatan, maka keputusan tersebut diambil sebagai Mendikbud," kata Anies.

Amanah jabatan tersebut yang dipegang Anies. "Itulah yang saya jaga, supaya proses integritas itu tetap ada. Tapi memang ketika kebijakan dibuat, orang merasa apa gunanya kekuasaan jika tidak dirasakan oleh orang-orang di sekelilingnya," ungkapnya.

"Kewenangan itu harus dirasakan semua orang, dan harus ada usaha menjaganya," tegasnya.

Anies pun menegaskan, tetap menjalankannya dengan konsisten. Anies mengakui, memang hal itu bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman, termasuk oleh orang-orang dekat. "Bagi mereka yang merasa tidak puas, semoga Tuhan memberikan hati yang lembut untuk memahami bahwa ini bukan soal pribadi, tapi menjaga marwah yang diemban," ungkap Anies.

Suami Fery Farhati ini mengaku bangga dengan Sherly, seorang anak dari Aceh yang mendapatkan beasiswa di Paramadina selama 4 tahun, full scholarship, dengan seleksi ketat. Sangat sedikit sekali yang bisa mendapat beasiswa itu.

Sherly berhasil menyelesaikannya dengan baik dan menjadi anak muda yang berpengaruh di generasinya. "Saya sangat bangga, dan saya lebih bangga lagi karena Sherly mendapatkan kesempatan kuliah lagi tanpa tanda tangan Menteri Pendidikan, tapi atas usaha sendiri," ungkapnya.

"Saya mencintainya sebagai anak muda Indonesia, dan saya percaya Sherly bisa terbang tinggi tanpa sayap Menteri Pendidikan," tegasnya.