JAKARTA- Setelah menempuh pendakian penuh perjuangan selama dua hari dua malam, tujuh relawan Anies Baswedan sukses mencapai puncak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bergerak sejak Selasa pagi, 27 Agustus 2024, dari Pos Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), pendukung tokoh perubahan ini berhasil summit di puncak gunung tertinggi ketiga di Indonesia itu pada Kamis pagi, 29 Agustus 2024.
"Alhamdulillah sampai puncak, berhasil summit, jam 05 (WITA)," jelas Koordinator Relawan Cinta Anies, Nasrudin Arony, pagi ini, Selasa, 2 September 2024.
Arony menjelaskan tujuh relawan dari simpul Relawan Cinta Anies yang menjalankan misi pendakian tersebut adalah Lukmanul Hakim, Zaenal Abidin, Holil, Asaad, Sawaludin, Ahmad, Wahyu. Semuanya berasal dari Lombok.
Dari video yang diterima tampak mereka kompak mengenakan kaos hitam bergambar Anies Baswedan dengan background bendera Merah Putih dan puncak Rinjani, serta tulisan I Love Anies. Tulisan 'love'-nya sendiri menggunakan emoji hati berwarna merah.
Di atas awan dengan ketinggian 3.726 mdpl itu, mereka membentangkan bendera Merah Putih dan spanduk putih yang memuat foto Anies lengkap dengan tulisan yang berisi doa untuk kesuksesan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Tak hanya itu, mereka pun memanjatkan doa secara langsung agar Anies diberi kesempatan untuk memimpin negeri ini.
"Ya Allah, di atas puncak Gunung Rinjani ini, kami berdoa semoga Pak Anies Baswedan dijauhkan dari orang yang zolim dan semoga menjadi pemimpin masa depan rakyat Indonesia. Amin ya rabbal alamin," kata salah seorang di antaranya yang kemudian diaminkan yang lain.
Dalam doa tersebut, pihaknya juga berharap Anies untuk maju terus, pantang mundur.
Sebelumnya Arony menjelaskan, pendakian Gunung Rinjani ini sedianya dilaksanakan tepat pada 17 Agustus 2024 lalu karena memang sekaligus untuk menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, seperti yang juga telah mereka lakukan dua kali sebelummya, yaitu tahun 2022 dan 2023.
Namun pada pendakian yang ketiga kali ini, pihaknya tidak mendapat izin dari BTNGR untuk melakukannya tepat waktu.
"Sebenarnya 17 Agustus sudah di puncak. Namun terlalu penuh di puncak, habis kuota pendaki. Akhirnya dapat tanggal 27 Agustus 2024,” jelas bapak tiga anak berusia 64 tahun yang mendadak urung ikut mendaki karena masalah kesehatan ini.