
Ilustrasi | Foto: istimewa
JAKARTA - Direktur United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta, Miklos Gaspar menunjukkan dukungannya terhadap transportasi umum di Jakarta dengan cara yang tak biasa.
Pada Selasa (18/6) pagi, diplomat senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menaiki MRT dari Cipete menuju Bundaran HI, lalu melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menuju Balai Kota.
Miklos mengaku terkesan dengan komitmen Rano Karno yang selalu menggunakan transportasi umum ke kantornya.
“Senang rasanya melihat pejabat tinggi seperti beliau memberi contoh langsung. Beliau bercerita naik MRT dari Lebak Bulus ke Bundaran HI, lalu ganti naik bus,” ujar Miklos.
Menurutnya, kehadiran figur publik yang memberi contoh nyata dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap transportasi umum.
“Kita butuh lebih banyak tokoh seperti beliau, agar masyarakat melihat transportasi publik bukan sebagai pilihan terakhir, tapi bagian dari gaya hidup modern dan berkelanjutan,” katanya.
Meski menjabat sebagai Direktur UNIC Jakarta dan memiliki akses ke mobil dinas, Miklos memilih naik MRT dan Transjakarta dalam aktivitas sehari-harinya. Ia menyebut moda transportasi massal di Jakarta semakin nyaman dan efisien, bahkan untuk kalangan ekspatriat.
“Saya percaya ini adalah pilihan yang lebih ramah lingkungan. Dan kita bisa bertemu orang-orang menarik juga, terutama di Transjakarta,” katanya.
Telah tiga tahun tinggal di Jakarta, diplomat asal Hongaria itu melihat transformasi besar di sektor transportasi publik selama masa tinggalnya.
“Banyak halte baru, rute baru, dan LRT juga sudah mulai beroperasi sejak saya pindah ke sini. Ini adalah kemajuan besar, bukan hanya untuk warga Jakarta, tapi juga relevan secara global,” ucapnya.
Miklos menyampaikan, PBB sangat mendukung kebijakan pemerintah kota yang mendorong transportasi umum. Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) ke-11 PBB, yaitu menjadikan kota-kota inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Ia menyoroti salah satu tantangan besar yang dihadapi Jakarta, yakni persepsi masyarakat yang masih menganggap transportasi umum identik dengan kemiskinan. Ia menilai, pandangan ini mulai bergeser.
“Dulu, kalau seseorang punya uang, pasti beli mobil. Tapi sekarang semakin banyak yang sadar bahwa naik transportasi umum bukan berarti miskin, justru pilihan cerdas dan modern,” ungkapnya.
Miklos menyambut baik kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mengajak ASN naik transportasi umum minimal sekali dalam seminggu. Menurutnya, inisiatif semacam ini perlu terus didorong agar penggunaan kendaraan pribadi bisa ditekan dan emisi karbon berkurang.
“Kota ini tidak akan bisa berkelanjutan kalau semua orang mengandalkan mobil pribadi. Jabodetabek itu wilayah urban terbesar kedua di dunia setelah Tokyo. Tidak mungkin 35 juta orang semua naik mobil,” katanya.
Miklos juga menilai bahwa transportasi umum menciptakan keterhubungan sosial yang tidak dimiliki moda pribadi. Ia bahkan menceritakan pengalamannya membaca koran cetak di MRT.
“Tiba-tiba ada orang menyapa, ‘Wah, masih baca koran ya? Keren.’ Lalu kami ngobrol. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi kalau saya duduk di mobil. Kalau kita duduk di mobil, kita tidak bertemu siapa pun. Tapi di MRT atau bus, kita bisa bertemu warga lain, menyapa, bahkan mengobrol. Itu membuat saya merasa lebih terhubung dengan kota ini,” tuturnya.
Miklos menegaskan, dirinya siap membantu mempromosikan penggunaan transportasi umum di Jakarta, baik sebagai individu maupun sebagai representasi PBB.
“Kalau bahkan seorang diplomat bule naik angkutan umum dan menikmatinya, artinya ini bukan hal yang buruk, ini justru langkah ke arah yang benar,” tandasnya.