Jakarta Raih Peringkat Kota Bahagia, Bukti Nyata Kolaborasi Pemerintah dan Warga
Foto: Beritajakarta

JAKARTA - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Farah Savira menyambut gembira hasil survei Time Out yang menempatkan Jakarta di peringkat ke-18 sebagai kota paling bahagia di dunia tahun 2025.

Ia menilai, capaian tersebut merupakan hasil kerja bersama antara Pemprov DKI, masyarakat, pihak swasta, dan seluruh pemangku kepentingan di ibu kota.

“Ini adalah berita yang menggembirakan ya, bahwa dengan segala upaya yang ada di Jakarta, baik dari masyarakatnya maupun dari pemerintah, pihak swasta, dan seluruh stakeholder, Jakarta bisa mendapatkan peringkat ke-18 berdasarkan survei tahunan yang dilakukan Time Out sebagai daftar kota paling bahagia di tahun 2025 di seluruh dunia,” kata Farah, Rabu (15/10).

Farah menjelaskan, keberhasilan ini tidak hanya berasal dari peran pemerintah, tetapi juga merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan bagi warga.

“Tentu ini banyak sekali indikator, dan keberhasilan ini tidak semata-mata hanya dari pemerintah. Ada effort kolaboratif dari berbagai stakeholder, mulai dari penyediaan ruang bagi warga untuk berkreasi, perbaikan infrastruktur, meningkatnya konektivitas antarwilayah, hingga banyaknya event dunia seperti konser-konser internasional yang diselenggarakan di Jakarta,” jelasnya.

Ia menambahkan, capaian Jakarta yang masuk 18 besar kota paling bahagia di dunia merupakan kabar baik yang perlu dijaga dan terus ditingkatkan ke depan. Meski begitu, Farah mengakui masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki agar Jakarta semakin layak huni dan bahagia bagi seluruh warganya.

“Kalau perlunya perbaikan masih banyak ya, tentu yang pertama terkait konektivitas dan lalu lintas. Dengan pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta dan kota penyangga Bodetabek, persoalan kemacetan masih ada. Yang kedua terkait genangan maupun banjir yang masih ada, ini menjadi tantangan setiap zaman yang memang harus kita tangani,” tuturnya.

Selain infrastruktur, Farah menekankan pentingnya pembangunan Jakarta yang lebih inklusif dan ramah terhadap semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan anak-anak.

“Isu-isu sosial juga penting. Jakarta harus bisa lebih inklusif, lebih ramah terhadap penyandang disabilitas, ramah perempuan, ramah anak. Masyarakat urban di Jakarta juga butuh menikmati fasilitas publik yang nyaman seperti taman yang diperbanyak. Ruang terbuka hijau juga perlu terus kita dorong,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa perhatian terhadap program bantuan sosial dan kebutuhan kelas menengah perlu menjadi fokus pemerintah ke depan.

“Kita harus melihat bahwa bantuan sosial tidak hanya berfokus kepada warga kelas bawah, tapi juga memperhatikan teman-teman kelas menengah yang berkontribusi terhadap pajak daerah. Mereka juga butuh fasilitas publik yang bisa dinikmati bersama,” tandasnya.