YOGYAKARTA– Dalam perjalanan ke Spanyol, Anies Baswedan bersama keluarganya menemukan kehangatan rasa Indonesia di negeri matador. Di Granada, mantan Gubernur DKI Jakarta itu secara tak sengaja bertemu restoran bernama Tak Tak Noodles, yang menyajikan masakan khas Indonesia.
"Sabtu, 29 Juni, di Granada, saya berjalan-jalan mencari makan siang dan bertemu restoran Tak Tak Noodles," ujar Anies dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, sebagaimana dikutip Rabu, 20 November 2024.
Dalam kunjungan tersebut, Anies sempat berbincang dengan pemilik restoran, Pak Hari, yang asli Semarang. Kepada Anies, Pak Hari berbagi kisah di balik pendirian restoran unik itu.
Pak Hari mengungkapkan, ia mendirikan Tak Tak Noodles karena melihat peluang besar. "Saya punya ide, kenapa makanan Indonesia tidak ada di sini. Saya lihat kanan kiri, sementara latar belakang saya adalah chef, dan saya merasa makanan Indonesia belum ada di Granada. Ini peluang buat saya," ungkapnya.
Ketika ditanya berapa lama tinggal di Spanyol, Pak Hari menjawab bahwa ia telah menetap di Granada selama 7 tahun, dan total 15 tahun di Spanyol. Sementara itu, istrinya, yang berasal dari Mantingan, Ngawi, sudah 22 tahun menetap di negeri tersebut.
Anies kemudian menanyakan alasan Pak Hari memilih fokus pada masakan Indonesia. "Kami tertarik karena memang masakan Indonesia, apalagi di Granada belum ada. Awalnya cukup kewalahan. Di bulan pertama, antusiasme orang di sini sedikit karena mereka belum tahu apa itu nasi goreng atau mi goreng," jelas Pak Hari.
Namun, usaha tersebut perlahan menuai hasil. "Nasi goreng menjadi menu favorit, terutama bagi turis dari Belanda. Nama nasi goreng sangat terkenal di sana," tambahnya.
Diplomasi Kuliner Nusantara ala Tak Tak Noodles
Pak Hari juga menjelaskan, pihaknya memadukan masakan Indonesia dengan selera lokal untuk menarik pelanggan. "Kami mix untuk menarik pelanggan lokal karena lidah mereka terbiasa dengan masakan Jepang seperti udon atau Asian pad thai. Masakan Thailand lebih booming daripada masakan Indonesia, jadi kami mix agar lebih menarik sambil tetap mengenalkan masakan Indonesia," ujarnya.
Anies mengapresiasi upaya ini. "Restoran ini menjalankan diplomasi kuliner. Alhamdulillah, ada yang melakukan hal ini," ujar Anies sembari melihat daftar menu yang disjaikan seperti lumpia dan tempe mendoan, dua hidangan khas Indonesia yang ia temukan di Granada.
Tantangan dan Harapan untuk Tak Tak Noodles
Pak Hari mengungkapkan tantangan terbesar dalam menjalankan usahanya di Granada. "Tantangan pertama adalah iklim. Saat musim panas, bulan Juni, Juli, dan Agustus, tiga bulan itu sangat sepi karena orang-orang pergi ke pantai. Tantangan kedua adalah masalah publikasi," jelasnya.
Ketika ditanya apa yang paling menyenangkan dari membuka restoran, istri Pak Hari menjawab dengan senyum, "Yang paling menyenangkan adalah ada kunjungan seperti ini, semacam kejutan."
Anies pun mendoakan kesuksesan restoran Tak Tak Noodles. "Semoga restoran Tak Tak Noodles di Granada semakin maju. Restoran ini punya website, yaitu www.taktaknoodles.com, dan Instagram-nya juga Tak Tak Noodles. Semoga siapa pun yang datang ke Granada menyempatkan mampir ke sini."
Sebagai penutup, Anies memuji keberanian pasangan suami istri ini. "Saya salut sekali. Bapak dan Ibu itu pemberani, berani meninggalkan tanah air dan jauh-jauh ke negeri orang. Di sini, dengan segala tantangannya, Bapak dan Ibu berhasil bekerja dan membangun sesuatu. Semoga semakin sukses," ujar Anies penuh harapan.