Pascainsiden Ledakan, Pemprov DKI Siapkan PJJ dan Pendampingan Psikologis untuk SMAN 72 Jakarta
Ledakan terjadi di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jumat (7/11/2025) siang. Foto/Aldhi Chandra

JAKARTA - Sebagai bentuk kepedulian dan dukungan bagi korban serta warga SMAN 72 Jakarta pascainsiden ledakan yang terjadi beberapa waktu lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan langkah komprehensif berupa pembelajaran daring (PJJ) dan pendampingan psikologis bagi para siswa, guru, dan keluarga terdampak.

Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menjelaskan bahwa pihaknya telah menurunkan tim psikolog untuk mendampingi siswa selama masa pemulihan, termasuk selama proses pembelajaran jarak jauh berlangsung.

“Kami menyiapkan dukungan psikolog untuk mendampingi anak-anak selama PJJ dan proses pemulihan di sekolah,” ujar Iin Mutmainnah.

Sebagai bagian dari langkah pemulihan, armada mobil Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) juga telah hadir di lingkungan sekolah. Fasilitas ini berfungsi memberikan layanan konseling dan dukungan psikis gratis bagi siswa, guru, keluarga korban, serta warga sekitar yang membutuhkan.

Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah menyiapkan jadwal pendampingan klinis serta menurunkan tenaga medis untuk memberikan perawatan lanjutan bagi korban.

“Pemprov DKI Jakarta juga berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk memastikan ketersediaan tenaga psikolog yang akan mendampingi proses pemulihan para korban secara menyeluruh,” tambah Iin.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, menyampaikan bahwa area SMAN 72 Jakarta hingga saat ini masih dalam proses pengamanan dan sterilisasi oleh pihak kepolisian. Oleh karena itu, pembelajaran akan dilakukan secara daring mulai Senin (10/11), hingga gedung sekolah dinyatakan aman dan dapat digunakan kembali.

“Pembelajaran difokuskan pada proses pemulihan dan kesiapan mental siswa sebelum kembali ke sekolah. Nantinya, kegiatan belajar di kelas akan diisi oleh wali kelas dan psikolog dengan pendekatan interaktif melalui kegiatan olahraga, seni, dan kegiatan kebersamaan agar siswa kembali merasa aman dan nyaman,” jelas Nahdiana.

Sebelum kegiatan belajar tatap muka dimulai, pihak sekolah juga akan mengundang orang tua siswa untuk mendapatkan pemahaman mengenai langkah-langkah pemulihan yang dilakukan bersama psikolog, guru, dan unsur wilayah setempat.

Saat ini, tim Dinas Kesehatan dan Dinas PPAPP DKI Jakarta telah siaga di lokasi untuk memastikan proses pendampingan dan layanan bagi korban berjalan dengan baik.

Berdasarkan data terakhir, tercatat 30 korban masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, terdiri dari 14 orang di RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, 15 orang di RS Yarsi, dan satu orang di RS Pertamina Jaya.

Pemprov DKI Jakarta memastikan seluruh korban mendapatkan penanganan medis terbaik, pendampingan psikologis berkelanjutan, serta dukungan penuh selama masa pemulihan.