Peduli Anak Berkebutuhan Khusus, Ubaya Berdayakan Guru dan Orang Tua ABK

SURABAYA-Setiap pasangan keluarga tentunya sangat bergembira dengan kehadiran seorang anak, namun kondisi demikian acapakali berbeda ketika anak yang dilahirkan memiliki keterbatasan atau keluarbiasaan dari sisi fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional.

Membesarkan anak berkebutuhan khusus (ABK) bukan hal yang mudah bagi orangtua. Pasalnya, orangtua harus lebih mengerti, memahami, dan memiliki kesabaran ekstra setiap hal yang anak lakukan. Permasalahan muncul tatkala orang tua ABK belum menerima kondisi kebutuhan khusus anak, dan khawatir terhadap masa depan anak.

Saat ini sebagian besar orang tua ABK cenderung mengendalikan anak, termasuk melakukan  bantu diri anak, misalnya saat mereka makan, mandi ataupun berpakaian. Orangtua juga kurang memberikan kesempatan belajar pada anak untuk melakukan bantu diri secara mandiri. Padahal keberhasilan pendidikan ABK tidak hanya ditentukan dari pembelajaran di sekolah saja, namun juga membutuhkan pendampingan dan stimulasi dari orang tua.

Menghadapi permasalahan demikian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Surabaya (Ubaya) tergerak untuk menurunkan Tim Pengabdian kepada Masyarakat. Tim yang terdiri dari Dr. Aniva Kartika, Psikolog dari Fakultas Psikologi selaku ketua tim, Heru Arwoko, M.T., Endah Asmawati, M.Si., dari Teknik Informatika, Utomo S.S., Kartika Erawati, S.E., dari LPPM, Annisa Irba Widyasari, Jennie Alvina Lecoan,Aftar Fadilah, Jade Ivana Liman, Cindy Yulinda mahasiswa Universitas Surabaya sebagai anggota.

Bekerjasama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Kirana Hati Bunda, tim Ubaya  mengembangkan program pengabdian Pemberdayaan Guru dan Orangtua Siswa SLB Kirana Hati Bunda Tamiajeng Melalui Stimulasi Pengenalan Lingkungan dan Bantu Diri Siswa. Program tersebut mendapat support pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)

Sekolah Luar Biasa (SLB) Kirana Hati Bunda, salah satu sekolah luar biasa yang berada di Kabupaten Mojokerto. Sekolah yang  beralamatkan Jl. Raya Tamiajeng No.55 RT.012/RW.006 Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas dan berdiri sejak tahun 2018 itu memiliki 23 siswa berkebutuhan khusus. Karakteristik anak berkebutuhan khusus di SLB Kirana Hati Bunda antara lain tunetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, cerebral palsy, autis, lambat belajar, dan down syndrom. 

Untuk membantu memberdayakan sekolah tersebut, Tim Ubaya memberikan pembekalan berupa pengetahuan kepada guru dan orang tua dalam melakukan stimulasi bantu diri dan pengenalan lingkungan kepada anak berkebutuhan khusus melalui kegiatan parenting.

Selain itu tim yang merupakan gabungan dari program studi teknik informatika dan psikologi itu juga memberikan pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan aplikasi media pembelajaran dan mendampingi proses implementasi serta evaluasi, ujar Dr. Aniva Kartika, Psikolog, ketua tim PKM Ubaya

“Tidak cukup hanya memberikan pelatihan, tim Ubaya juga mengembangkan dan menyerahkan aplikasi pembelajaran pengenalan lingkungan,  serta pengajaran cara stimulasi bantu diri, dan  pengenalan lingkungan sekitar”, tambah Aniva.

Kepala Sekolah SLB Kirana Hati Bunda, Miftahul Mufarrihah, S,Pd., menyampaikan terima kasih dengan adanya program Pemberdayaan Guru dan Orang tua Siswa SLB yang dilakukan Ubaya. “Program pengabdian yang dilakukan dosen dan mahasiswa Ubaya sangat bermanfaat, kami mendapatakan pengalaman dan hal hal baru tentang model pembelajaran dan inovasi ketrampilan  secara langsung. Pengembangan empati dan kepedulian yang mendalam”

“Dampak dari program juga sangat kami rasakan. Berhasil membentuk karakter positif bagi anak anak SLB kirana hati bunda tentang bersosialisasi dan dapat mengimplementasikan kegiatan belajar berdasarkan pengalaman belajar”, ucap Mufarrihah

Harapan kami Program-program yang diberikan oleh Tim pengabdian Ubaya ditahun selanjutnya tetap terjalin kerjasama guna mempercepat kemajuan SLB Kirana Hati Bunda karena berdampak positif yang sudah terlihat nyata pembelajaran berjalan semakin baik dengan prasarana yang memadai, juga ditandai dengan siswa siswi lebih efektif dalam pengimplementasian kegiatan belajar mengajar juga bertambahnya siswa baru, pungkas Miftahul Mufarrihah.

Sementara, Kepala Desa Tamiajeng Warnoto bersyukur dan berterima kasih atas adanya program PKM dari Ubaya di desanya. "Atas nama pemerintah Desa Tamiajeng dan SLB Kirana Hati Bunda Desa Tamiajeng kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kapada Ubaya dan DRTPM Kemdikbudristek. Program pengabdian yang dilakukan sangat bermanfaat, sesuai yang dibutuhkan oleh sekolah. Baik kegiatan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, parenting, dan transfer teknologi melalui penerapan aplikasi media pembelajaran," katanya.

Sekarang, lanjut Warnoto, SLB memiliki sarana pembelajaran yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam pembelajaran. "Anak-anak sekarang lebih rajin dan semangat dalam belajar di sekolah. Kami berharap program ini berkelanjutan," kata Warnoto, yang juga ketua komite sekolah SLB Kirana Hati Bunda penuh harap. (*)