
Foto: Andri Widiyanto
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung akan menerbitkan penetapan lokasi (penlok) untuk proyek normalisasi Ciliwung sepanjang kurang lebih 11,8 kilometer pada Juni mendatang.
Hal ini sebagai bentuk komitmennya untuk melanjutkan program normalisasi Sungai Ciliwung dalam rangka penanganan banjir di ibu kota.
"Setelah kami kaji mendalam, yang harus dilakukan sekarang ini untuk persoalan banjir, normalisasi Ciliwung dilanjutkan. Maka bulan Juni nanti, saya akan mengeluarkan penlok," ujar Pramono, saat menjadi pembicara dalam sesi summit Mata Lokal Festival 2025 di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5).
Pramono menjelaskan, Sungai Ciliwung merupakan sumber potensi banjir terbesar di Jakarta, selain Sungai Pesanggrahan. Ia meyakini bahwa dengan melanjutkan normalisasi Ciliwung, sekitar 40 persen potensi banjir di Jakarta dapat diatasi.
"Kalau itu dilakukan, maka 40 persen potensi banjir di Jakarta itu bisa diatasi. Karena potensi banjir terbesar Jakarta adalah Ciliwung, selain sungai Pesanggrahan," ujarnya.
Ia melanjutkan, penanganan banjir di Jakarta sebenarnya telah memiliki peta jalan (roadmap) sejak era Presiden Soeharto. Namun dalam pelaksanaannya tidak bisa secara konsisten dilakukan.
Karena itu, Pramono menegaskan bahwa dirinya tidak segan untuk meniru atau melanjutkan program-program baik dari pemerintahan sebelumnya. Keberlanjutan program diperlukan untuk kepentingan warga Jakarta.
"Kalau saya tidak malu, meniru zaman Pak Harto, atau meniru zaman setelah itu, siapapun gubernurnya, saya tidak malu," kata Pramono.