Pengangguran Turun, Sektor Perdagangan Jadi Motor Tenaga Kerja Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dalam acara�Press Conference�APBD 2025 di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/11).

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyampaikan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jakarta mengalami penurunan menjadi 6,05 persen per Agustus 2025.

Penurunan ini didorong oleh penyerapan tenaga kerja di sektor perdagangan yang menyumbang sebesar 23,01 persen, sektor pengangkutan dan pergudangan sebesar 23,01 persen, serta sektor akomodasi dan makanan minuman sebesar 12,67 persen.

"Yang berkaitan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun 6,05 persen sampai dengan Agustus 2025. Lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya," ujar Pramono, dalam acara Press Conference APBD 2025 di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/11).

Pramono memaparkan, upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menyelenggarakan bursa kerja, termasuk untuk disabilitas turut menyumbang penyerapan tenaga kerja. Ia pun menilai pertumbuhan positif di sektor ini mempertegas peran Jakarta sebagai kota jasa, sekaligus sebagai hub perdagangan regional.

Pemprov DKI Jakarta, kata Pramono, berkomitmen untuk terus menggelar bursa kerja dan upskilling disabilitas secara periodik. Upaya ini turut memberikan ruang bagi penyandang disabilitas agar bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk bekerja di Jakarta.

Di sisi lain, Jakarta juga mempertahankan posisinya sebagai magnet investasi nasional yang menyumbang 14,24 persen dari total investasi nasional. Realisasi investasi pada triwulan ketiga 2025 tercatat mencapai Rp204,13 triliun atau tumbuh 6,4 persen dari tahun sebelumnya.

"Yang juga menggembirakan adalah aktivitas investasi yang menyerap tenaga kerja kurang lebih 338.310 tenaga kerja," ungkapnya.

Untuk menjaga tren positif ini, Pemprov DKI akan melakukan sejumlah hal. Yakni penyederhanaan perizinan, optimalisasi mal pelayanan publik, serta promosi penanaman modal melalui Jakarta Investment Festival dan Jakarta Investment Center.

Selain itu, Pemprov DKI juga akan terus membuka ruang di semua sektor, termasuk sektor olahraga agar Jakarta berkembang menjadi kota sport tourism.

"Hal itu mulai terlihat ketika kami mengadakan Jakarta International Marathon atau Jakarta Running Festival, dan sekarang semua perusahaan-perusahaan besar meminta privilege untuk bisa mengadakan acara tersebut di Jakarta," kata Pramono.

Meski demikian, ia mengaku akan tetap melakukan pembatasan penyelenggaraan maraton agar acara Jakarta Running Festival maupun Jakarta International Marathon tetap terjaga dengan baik.