
Kombes Pol Purn. Dr. Yoyok Subagiono, S.I.K., S.H., M.Si
SURABAYA-Tokoh masyarakat Kota Surabaya, Jawa Timur, Kombes Pol Purn. Dr. Yoyok Subagiono, S.I.K., S.H., M.Si menilai pasangan Bakal Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan dan Bakal Calon Wakil Presiden Gus Muhaimin Iskandar sebagai pasangan yang saling mengisi satu sama lain.
“Meskipun jadiannya sangat singkat, mereka diharapkan dapat mewujudkan visi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) hingga level bawah, sekaligus saling menyamakan visi misi. Persatuannya di mana, perubahannya di mana,” ujar pria yang pernah ‘mencicipi’ jabatan sebagai Kasatserse Polresta Surabaya Selatan, Kapolsekta Gubeng, Wakasatserse Polwiltabes Surabaya, Wakapolres Pasuruan, hingga Wakapolres KP3 Tanjung Perak Surabaya.
Ketua Umum (Ketum) Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jawa Timur ini juga mengharapkan sebelum tim pemenangan Anies-Gus Muhaimin turun ke masyarakat, Anies dan Gus Muhaimin baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri sudah turun menyapa langsung rakyat dari berbagai kalangan dan golongan, baik nahdliyin maupun lainnya. “Perjodohan keduanya yang berlangsung cepat dapat diredam dengan berkomunikasi langsung turun ke rakyat,” katanya.
“Anies dan Gus Muhaimin saya lihat sudah saling mengisi, yakni Anies sebagai sosok intelektual dan Gus Muhaimin sebagai tokoh Islam moderat secara keseluruhan, bukan hanya kaum nahdliyin. Kedua tokoh ini mewakili persatuan Indonesia, sehingga tidak ada dikotomi lagi di antara keduanya maupun di masyarakat,” terang Kombes Pol Purn. Dr. Yoyok.
Lelaki yang berulang tahun persis pada perayaan Valentine Day ini, juga pernah menjabat sebagai Kabid Propram Polda Kalimantan Timur, serta Direktur Pengamanan Objek Vital (Pam-Obvit) Polda Jawa Timur ini meyakini kedua tokoh, Anies dan Gus Muhaimin sudah mewakili persatuan Indonesia.
“Karena sudah mewakili persatuan Indonesia, harapannya ini pas menjadi pasangan serasi. Tidak ada dikotomi lagi antara Islam dengan kaum nasionalis misalnya. Tidak ada lagi politik identitas. Yang jelas ada, adalah persatuan Indonesia. Nampak dari basic keduanya yang berasal dari Islam moderat dan intelektual yang mewakili seluruh masyarakat Indonesia,” terang doktor (S-3) bidang ilmu hukum dan master (S-2) bidang kebijakan publik tersebut. (*)