SURABAYA-Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, pada Minggu 3 Desember 2023 mahasiswa UBAYA mengadakan aksi damai di car free day Taman Bungkul Surabaya.

Cliff Nathanael dari peer group Stop Violence Fakultas Psikologi sebagai organiser menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyuarakan anti kekerasan pada masyarakat umum, baik kekerasan terhadap perempuan, anak, lansia, difabel, dan kelompok marginal.

Kegiatan ini juga mengikutsertakan komponen masyarakat lain untuk bersama-sama menyuarakan anti-kekerasan, baik alumni UBAYA, Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) UBAYA yang dikenal sebagai We Care, hingga LSM dan perwakilan dari kampus lain termasuk Untag, Unesa, dan UPN.

Terlibat dalam kegiatan ini, Wiwik Afifah dosen FH Untag menegaskan bahwa peringatan ini wujud solidaritas pada perempuan, anak, lansia, difabel, dan kelompok marginal. Lewat acara ini, anak muda dilibatkan dalam membangun kesedaran untuk tidak melakukan kekerasan, untuk peduli, dan mengajak korban speak up. "Publik perlu tahu bahwa kekerasan tidak boleh ditoleransi," tukas Wiwik.

Tidak hanya masyarakat, aksi ini menuntut pemerintah untuk ambil bagian dalam mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender (KBG). "Meningkatkan kualitas layanan bagi korban KBG, mengawasi dan mengevaluasi kinerja penyedia layanan pemerintah, serta memastikan korban mendapatkan haknya utk pulih," ujar Siti Madzafiah dari LSM Savy Amira di sela-sela aksi damai tersebut.

"Masyarakat Surabaya sudah bergerak, ditunggu #gerakbersama dari pemerintah, legislatif, dan aparat penegak hukum kota Surabaya!" pungkas Endah Triwijati, dosen senior, Fakultas Psikologi UBAYA, sebagai penanggung jawab kegiatan ini.

"Menarik dari kegiatan kampanye ini menggugah kepedulian masyarakat akan pentingnya pencegahan kekerasan berbasis gender dan berbasis kuasa dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat kita", kata Inayah Sri Wardhani, sebagai Pengurus IKA Ubaya.