Anies akan Tetap Berkibar meski Tak Menjabat, Peluang untuk Maju di 2029 Terbuka Lebar

JAKARTA- Aktivis senior, Usamah Abdat, meragukan Anies Baswedan akan mendirikan partai politik seperti ramai diberitakan belakangan ini. Karena Anies selama ini memiliki pemikiran berpolitik tanpa harus menjadi anggota atau pengurus partai.

Usamah Abdat mengenal pemikiran politik Anies tersebut sejak tahun 2014 ketika dia bergabung dengan TurunTangan, oganisasi relawan yang didirikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Anies saya kenal sangat konsisten dengan pemikirannya," jelasnya.

Karena dalam pandangan Anies, katanya menjelaskan, kepedulian politik adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Dan masyarakat harus aktif menyuarakan haknya dengan memfilter para calon wakil rakyat dan atau calon pemimpin daerah atau juga calon presiden atas dasar track record, bukan melihat partainya.

"Partai hanyalah sebuah kendaraan, tapi siapa saja di dalamnya yang bisa membuat kendaraan itu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," beber Usamah, yang getol memperjuangkan Anies pada Pilpres 2024 kemarin ini.

Selain terbukti tidak pernah bergabung dengan partai, konsistensi atas sikap Anies itu juga dibuktikan ketika dirinya ikut mendeklarasikan ormas Nasional Demokrat pada 1 Februari 2010 lalu tapi kemudian tidak ikut terlibat ketika berubah menjadi partai.

"Bisa ditafsirkan sikap Anies adalah berpolitik tidak wajib menjadi anggota atau pengurus parpol," kata pegiat politik yang juga pelaku usaha berusia 61 tahun ini menekankan.

Belum lagi, dia mengingatkan, bukan perkara mudah untuk mendirikan partai politik. Butuh biaya yang sangat besar. Sementara Anies sendiri kekuatannya selama ini
dikenal hanya pada relawan dan dukungan massa.

"Relawan selama ini lebih kuat semangatnya tapi sangat lemah keuangannya. Sangat sulit (partai) terwujud. Kalaupun terwujud, pekerjaan berikutnya menyiapkan kader untuk mengisi calon anggota legislatif. Ini bukan pekerjaan ringan," ungkapnya.

"Pengalaman saya sebagai caleg PKS, partai yang sudah eksis, terasa berat. Kendaraan ada, bahan bakar terbatas, mana bisa berjalan sesuai harapan," sambung calon anggota DPRD Jawa Timur yang memilih PKS sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024 kemarin karena partai itu pendukung Anies.

Apalagi dia mengingatkan, kalaupun Anies mendirikan partai saat ini belum bisa mengusung capres pada Pilpres 2029 mendatang bila tidak ada perubahan aturan. Karena itu menurutnya, Anies sebaiknya tidak didorong mendirikan partai. Bahkan pendirian partai ini justru akan menyudutkan Anies. Karena bakal dicap tidak konsisten dan berambisi pada kekuasaan.

Dengan demikian, Anies harus tetap pada rel dan garis pemikiran politiknya selama ini. Terlebih sebenarnya partai-partai politik pun, terutama partai modern yang mampu membaca suara rakyat, bisa menerima sikap politik Anies tersebut. Buktinya, Anies diusung PKS dan Gerindra pada Pilgub Jakarta 2017 dan terpilih.

"Anies juga diusung NasDem, PKS dan PKB capres 2024-2029. Apakah (Anies) gagal? Tidak. Ada kepercayaan cukup tinggi hampir 25 persen (memilih Anies). Semua pengamat dan petinggi partai menyadari karena ada cawe-cawe penguasa menjadikan Anies belum meraih kursi presiden," tuturnya.

Dengan tidak mendirikan partai sendiri, sambungnya, membuat peluang Anies untuk diusung kembali ketiga partai tersebut tetap terbuka. Usamah pun tidak melihat ketiga partai itu meninggalkan Anies meski tidak jadi mendukungnya pada Pilgub Jakarta 2024 ini.

"Kondisilah yang membuat mereka (NasDem, PKS, dan PKB) tidak melanjutkan dukungan (ke Anies). Karena banyak ranjau di perjalanan menuju KPU," ucapnya.

Terbukti hubungan Anies dengan pimpinan ketiga partai itu juga tetap baik. Bahkan salah satu alasan kenapa Anies tidak bersedia maju di Pilgub Jabar karena menghormati Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang juga maju sebagai kontestan. "Selain alasan politis lainnya, kita lihat kejujuran dan kedekatan Anies dengan Pak Syaikhu," ujarnya.

Dia tetap yakin Anies akan dilirik partai-partai tersebut untuk diusung pada Pilpres 2029 mendatang karena dukungan masyarakat kepadanya juga akan tetap tinggi. Karena meski tidak menjabat lima tahun ke depan, Anies akan terus memberikan sumbangsih untuk kemajuan negeri ini sehingga namanya tidak bakal redup.

"Anies kan tetap bersinar. Sinarnya akan terus menerangi kehidupan perpolitikan Tanah Air lima tahun ke depan," tegasnya.

Karena itu dia pun berharap para relawan pendukung Anies Baswedan untuk move on, seperti yang dicontohkan Anies dengan kesatria memberikan selamat kepada para kontestan di Pilgub Jakarta. Selanjutnya relawan harus mendukung dan memperkuat berbagai program dan gagasan Anies nantinya agar semakin membumi.

"Relawan Anies harus tetap dalam barisan semangat perubahan. Terus bekerja sepanjang lima tahun, evaluasi, dan merumuskan strategi pergerakan yang membangun simpati masyarakat. Itu tugas relawan. Bukan sibuk mengkritik lawan politik, apalagi mengkritik partai yang telah mendukung (Anies), itu akan membuat publik justru tidak simpati," demikian Usamah Abdat.