YOGYAKARTA- Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, baru-baru ini menjadi sorotan di media sosial usai membagikan ilustrasi ucapan selamat Hari Ibu melalui akun media sosial X miliknya. Ilustrasi tersebut dikritik karena diduga memiliki campur tangan teknologi AI (Artificial Intelligence), yang dianggap bertentangan dengan semangat mendukung karya ilustrator lokal.
Kritik ini pertama kali disampaikan oleh seorang netizen ramski melalui akun @/peribawangStash. Ia menyebut bahwa gambar tersebut kemungkinan besar merupakan hasil AI-generated berdasarkan detail yang inkonsisten pada ilustrasi.
“Halo Pak... jadi gini, tadi mutualku (ilustrator juga) lihat ada yang menarik dari stok foto yang dipakai: kemungkinan AI generated. Terus tadi aku ngulik dikit juga,” tulis ramski, seperti dikutip Selasa, 24 Desember 2024.
Netizen tersebut menjelaskan bahwa gambar tersebut menunjukkan detail yang mencurigakan. Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut melalui platform Freepik, ia menduga tim Anies memilih ilustrasi tersebut tanpa menyadari kemungkinan keterlibatan teknologi AI dalam proses pembuatannya.
“Ini KALAU melihat jejak rekam kayak yang aku sebutin tadi, skenario kemungkinannya timnya nggak sengaja pilih stok gambar itu karena nggak dilabeli AI gen,” lanjutnya. Ia juga mengakui bahwa ilustrasi berbasis AI kini semakin sulit dibedakan dari karya manual.
Menanggapi kritik tersebut, Anies Baswedan menunjukkan sikap terbuka dan besar hati. Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 ini menjelaskan bahwa ia dan timnya sudah berupaya berhati-hati dengan menggunakan platform legal berbayar dan memilih karya dari ilustrator lokal.
“Wah, makin rumit ya sekarang, perlu perhatikan amat detail untuk bisa membedakan AI. Padahal sudah berhati-hati pakai platform legal berbayar dan memilih yang dibuat ilustrator lokal,” tulis Anies dalam tanggapannya dalam akun X miliknya yang dikutip KBA News, Selasa, 24 Desember 2024.
Ia juga menambahkan bahwa timnya biasa menggunakan platform seperti Freepik atau langsung mengomisi ilustrator lokal. Namun, ia mengakui bahwa langkah tersebut belum sepenuhnya menjamin terhindarnya ilustrasi AI. “Biasanya memang berganti-ganti antara pakai platform seperti Freepik atau komisi langsung ke ilustrator lokal biar semua dapat, dan keduanya pun ternyata bukan jaminan benar-benar bebas dari AI ya,” tambahnya.
Anies menyebut peristiwa ini sebagai pelajaran berharga bagi dirinya dan tim untuk lebih teliti ke depannya. Ia memutuskan untuk tidak menghapus unggahan tersebut agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
“Tentu ini jadi pelajaran berharga buat saya dan tim untuk ke depan. Saya memilih tidak menghapus twit yang ini agar bisa tetap jadi pelajaran juga buat semua. Insya Allah kita perhatikan jauh lebih detail ke depan. Terima kasih!” ujarnya.
Respons Anies ini mendapat banyak perhatian dan apresiasi dari netizen. Sikapnya yang terbuka dan responsif dianggap sebagai contoh yang patut diteladani oleh figur publik lainnya.
"Tadi ada yg membandingkan cara kritik ke pa anies sama si mul, katanya beda amat cara kritiknya, loh ya jelas beda, ni liat pa anies responnya gercep dan enak. si mul mana bisa," kata @kib****.
"Thanks for addressing this, Pak! Pemimpin ya harus gini. BERJIWA SATRIA! kemudian nyanyi "setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan, hanya yang berjiwa satria yang MAU MENGAKUI~," ujar @che****.
“Cita-citaku sekarang nambah, pengen bisa menerima setiap kritik & saran dengan lapang dada. Serta mampu memberikan respons dengan santun apapun kondisinya seperti Pak Anies,” tambah yang lain.
“Gercep banget Pak Anies. Peduli dengan nasib ilustrator lokal dari maraknya AI. Beda banget sama lain yang malah sering pakai AI buat segala postingannya,” ungkap netizen lain.
Kontroversi ini menjadi refleksi penting di era digital saat ini, di mana teknologi AI semakin berkembang dan sulit dibedakan dari karya manusia. Sikap terbuka dan keinginan untuk terus belajar dari kesalahan, seperti yang ditunjukkan Anies Baswedan, menjadi pelajaran bagi banyak pihak dalam menghadapi tantangan zaman.