Anies: Dalam Politik Ada Riuh dan Sakit tapi Harus Dijalani agar Demokrasi Kita Matang

JAKARTA – Tokoh perubahan Anies Baswedan menempatkan politik sebagai teknokrasi. Karena itulah, Anies menjadikan politik sebagai policy making atau penyusun kebijakan.

"Karena itulah mengapa, saya membawa misi. Contohnya, ketika kita memiliki kewenangan, maka misi tersebut bisa dilaksanakan dalam skala yang besar. Ketika tidak berada dalam kewenangan maka misi itu dilaksanakan dalam skala kecil," terang Anies Baswedan.

Anies mengatakan hal tersebut dalam kanal YouTube Makna Talks lewat program The Friday Podcasts, yang dikutip Sabtu, 4 Januari 2025.

"Lalu kenapa ada demokrasi? Ini untuk kita beralih dari proses peralihan kekuasan yang pakai darah menjadi peralihan kekuasaan yang ditentukan melalui peace full," ungkap dia.

Kata Anies, demokrasi akan bisa berjalan dengan baik dengan sejumlah persyaratan. Salah satunya yang ikut demokrasi harus memiliki etika. Sehingga demokrasi bisa jalan.

"Pegang aturan main. Menghormati kesepakatan. Karena itu, dengan itulah, satu-satunya cara agar demokrasi bisa berjalan. Dan di balik demokraksi ada rule of law," terang eks Rektor Universitas Paramadina tersebut.

Dari demokrasi selanjutnya menuju modernisasi. Di mana sebagaian dari kita sudah memiliki modernisasi tapi sebagian lain belum. Dan kita sama-sama belajar.

"Di mana di dalam politik itu ada keriuhan paintfull dan growing pain. Sakit tapi harus dijalani agar demokrasi kita makin matang," tutur Anies.