
Festival Rujak Uleg yang telah menjadi agenda tahunan dan kebanggaan Kota Pahlawan kembali hadir di tahun 2025, dalam rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732. Berbeda dari tahun sebelumnya, Festival Rujak Uleg kali ini akan digelar di Surabaya Expo Center (SBEC) atau gedung bekas Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja (TRS) pada Sabtu (17/5/2025), mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Herry Purwadi menyampaikan bahwa Festival Rujak Uleg tahun ini mengusung tema "The Legend of THR". Tema ini akan membawa para peserta dan pengunjung bernostalgia dengan menghadirkan nuansa vintage melalui kostum yang dikenakan, menggambarkan kehidupan di Taman THR pada masa lampau.
“Untuk tahun ini, Festival Rujak Uleg kembali menjadi catatan sejarah dan masuk Kharisma Event Nusantara (KEN). Pelaksanaannya di tempat yang baru yaitu SBEC atau gedung bekas THR, sehingga temanya mengambil The Legend of THR,” ujar Herry dalam konferensi pers di Gedung X Humas Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kota Surabaya, Kamis (15/5/2025).
Lebih lanjut, Herry menjelaskan, festival kuliner ikonik ini tidak hanya menyajikan kompetisi menguleg rujak yang lezat, tetapi juga akan dimeriahkan dengan berbagai acara menarik lainnya. Di antaranya adalah sarasehan dan pameran foto yang akan mengulas perjalanan 20 tahun Festival Rujak Uleg, termasuk momen bersejarah saat meraih rekor MURI dan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda di Balai Pemuda.
“Dalam pameran foto itu, kami ingin mengedukasi generasi Z atau anak muda tentang pentingnya mempertahankan warisan budaya, sehingga pada penyelenggaraannya mereka akan ikut hadir dan mengapresiasi,” terangnya.
Keistimewaan lain pada tahun ini adalah kehadiran kategori Rujak Nusantara yang diikuti oleh lima daerah di sekitar Surabaya, yaitu Bangkalan, Sampang, Sidoarjo, Gresik, dan Pasuruan. Daerah-daerah ini akan turut serta memeriahkan festival dengan memperkenalkan dan memamerkan rujak khas dari daerah masing-masing.
“Mereka akan meramaikan acara untuk mengenalkan kekayaan cita rasa rujak dari daerahnya masing-masing. Karena sebenarnya, variasi rujak itu sangat beragam di setiap daerah, dan inilah yang ingin kami perkenalkan kepada masyarakat luas,” kata Herry.
Partisipasi dalam festival tahun ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Herry merinci, sebanyak 38 hotel, 38 peserta umum, dan 28 tamu kehormatan dari kalangan mahasiswa asing dan universitas akan berpartisipasi, total akan ada 131 meja yang masing-masing akan diisi oleh empat peserta.
Sementara itu, kemeriahan juga akan terasa dalam fashion show yang diikuti oleh 34 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan 31 kecamatan, di mana masing-masing mengirimkan dua delegasi.“Ikon cobek raksasa juga akan tetap kami tampilan sebagai daya tarik utama dalam acara ini. Nanti, tamu-tamu kehormatan yang akan ngulek bersama di cobek besar itu,” terang Herry.
Ia menjelaskan, setiap peserta akan menyiapkan sekitar 10 porsi rujak, sementara tamu kehormatan akan menyiapkan sekitar 5 porsi. Dengan perkiraan total 1.300 porsi rujak dari peserta dan 2.000 porsi dari panitia, diperkirakan sekitar 3.300 porsi rujak siap dibagikan kepada para pengunjung.
“Untuk mengantisipasi potensi kerumunan saat pembagian rujak, kami telah berkoordinasi dengan Bakesbang, kepolisian, dan Satpol PP, serta menyiapkan dua tenda khusus untuk proses pembagian,” ungkapnya.
Menurut Herry, pemindahan lokasi festival dari Kya-Kya Kembang Jepun ke SBEC merupakan hasil evaluasi penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kemeriahan acara.
“Kami melakukan evaluasi setiap tahun demi kelancaran acara agar tidak terus-menerus mengganggu masyarakat pada hari jadi kota yang padat dengan penutupan jalan. Oleh karena itu, kami memiliki lokasi baru, SBEC. Selain itu, kami juga ingin mengenalkan dan mempromosikan bahwa Surabaya kini memiliki ruang konser dan area terbuka yang luas, sehingga diharapkan tidak akan mengganggu arus lalu lintas,” jelas Herry.
Mengenai penilaian, Herry menyebutkan terdapat dua kategori yang diberlakukan. Pertama, kategori peserta dari hotel dengan penilaian rujak kreasi, yang menitikberatkan pada inovasi dan tampilan penyajian rujak. Kedua adalah kategori umum, penilaian akan berfokus pada dekorasi stand dan kesesuaian kostum dengan tema.
“Untuk kategori hotel, mereka tidak hanya sekadar membuat rujak dengan petis, tetapi mungkin juga menambahkan plating yang unik, misalnya menggunakan mie atau disajikan dengan elemen seperti tomyam. Kalau untuk umum, penilaian lebih kepada kreativitas dekorasi stand dan kesesuaian kostum dengan tema vintage THR,” paparnya.
Dengan konsep yang baru dan lokasi yang lebih luas, diharapkan Festival Rujak Uleg Surabaya 2025 akan lebih meriah dan bisa dikenang oleh masyarakat sebagai wujud melestarikan warisan kuliner dan budaya khas Kota Surabaya. “Ayo, Arek-Arek Suroboyo datang dan ramaikan, Festival Rujak Uleg di lokasi baru dan tema yang unik,” tandasnya.
Terkait pengalihan arus lalu lintas dan lokasi parkir saat acara berlangsung. Sub Koordinator Pengawas dan Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Soe Priyo Utomo memastikan, area parkir di dalam SBEC mampu menampung hingga 1.685 kendaraan roda dua dan 1.011 kendaraan roda empat. “InsyaAllah untuk kegiatan itu tidak sampai meluber ke jalan raya. Kalaupun ada akan segera kami tertibkan,” ujar Priyo.
Priyo mengimbau, kepada masyarakat yang akan menyaksikan Festival Rujak Uleg untuk memarkirkan kendaraannya di dalam gedung Hi-Tech Mall yang telah disediakan. “Untuk masyarakat langsung saja parkir di dalam di gedung Hi-Tech Mall, jangan parkir di pinggir Jalan Kusuma Bangsa. Kalau ketahuan akan ditindak tegas oleh Dishub dan petugas gabungan karena jalanan harus steril," pungkasnya. (*)