Bertemu Pengajar Muda di Tokyo, Anies Baswedan: Daerah Terpencil hingga jadi Dosen Universitas Terkemuka Jepang

JAKARTA- Anies Baswedan sedang berada di Tokyo. Keberadaannya di sana, untuk memberikan kuliah umum di Sophia University, Tokyo pada Jumat malam, 20 September 2024. Materi yang dibawakan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertajuk 'Demokrasi di Tangan Mereka: Bagaimana Kaum Muda Merebut Kepemimpinan di Era Digital'.

"Tadi malam saya memberikan kuliah umum di Sophia University, Tokyo," tutur Anies hal itu dia disampaikan langsung di media sosial resminya dikutip Sabtu, 21 September 2024.

Pada kesempatan itu, Anies menuturkan bertemu dengan seorang pengajar muda angkatan V di Gerakan Indonesia Mengajar yang dicetuskan Anies Baswedan. Seorang pria gempal itu bernama Sugit Arjono. Pada pertemuan itu, mantan Gubernur Jakarta mengaku bangga.

Anies menjelaskan Sugit Arjuno merupakan pengajar yang mengabdi di Desa Bibinoi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

"Dan salah satu yang hadir namanya Sugit. Bangga bisa bertemu kembali dengan Sugit Arjon, Pengajar Muda Angkatan V yang pernah mengabdi di Desa Bibinoi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, saat saya memberikan kuliah umum di Sophia University, Jepang," ujarnya

Anies menyampaikan bahwa Sugit adalah contoh anak muda yang memiliki grassroots understanding with world class competence. Dengan latar belakang akademik yang luar biasa - S1 dari Monash University, Melbourne, S2 dari University of Amsterdam, dan kini meraih gelar PhD dari Ritsumeikan University, Jepang.

"Sugit kini menjadi dosen di School of International Studies, Utsunomiya University. Sebuah perjalanan yang luar biasa dan menginspirasi!," imbuh Anies.

Kemudian Anies mengatakan program Indonesia Mengajar masih membuka pengajar muda yang ingin mengajar SD di daerah terpencil Indonesia.

"Kebetulan hari ini juga adalah kesempatan terakhir untuk menjadi Pengajar Muda XXVII, cek www.indonesiamengajar.org," jelasnya.

Dia bangga bisa berjumpa dengan mantan pengajar muda di Tokyo. Menurutnya, Sugit memiliki pengalaman grassroots, mengajar SD di daerah terpencil. Tapi juga sekarang menjadi dosen di Universitas terkemuka Jepang.

"Liat ini adalah salah satu yang membanggakan. Saya jumpa dengan mantan pengajar muda. Ini yang namanya grassroot understanding dengan gelobang competent," paparnya.

Dia menegaskan meski pendidikan mengambil di luar negeri, namun jiwanya tetap Indonesia dan mau membantu anak-anak di daerah pelosok belajar.

"Nah nih dia bayangkan, punya pendidikan lengkap tapi akarnya tetap di Indonesia mau menjadi guru dipelosok Tanah Air," tegasnya.

"Intinya, apa tinggikan mimpinya, lalu lampaui mimpi itu. Oke, salam hangat dari Tokyo untuk semuanya," ucap Anies.

Sementara Sugit Arjuno menjelaskan dirinya pernah mengajar di sekolah Kabupaten Halmahera selama dua tahun.

"Saya dulu penempatan di SDN Bibinoy, pak desa Bibinoi, di Kabupaten Halmahera Selatan, Kecamatan Bacang Timur Tengah pada tahun 2012 November sampai Januari 2014," ucap Sugit.

Dalam video itu, Anies sempat menanyakan apakah di daerah tersebut terdapat sinyal telepon. Sugit menuturkan disana tidak ada sinyal telepon.

"Dulu ada sinyal telepon enggak di sana?," tanya Anies.

"Sinyal telepon nggak ada Pak harus keluar desa dulu baru nemu, baru ada," sahutnya.

"Berapa jauh dari Ternate itu?," ujar Anies.

"Dulu naik kapal sekitar 8 jam lalu dari pelabuhan Babang naik lagi sekitar 1 jam setengah sampai ke desanya," jawabnya.

Saat ini, Sugit telah bekerja sebagai asisten dosen di salah satu Universitas di Jepang.

"Sekarang mengajar di School of International Studies, Utsunomiya University, Jepang dosen di sana sebagai asisten Profesor," ungkapnya.

Sugit berpesan kepada putra putri bangsa Indonesia agar terus berjuang dan berusaha, agar cita-cita yang diinginkan tercapai.

"Buat teman-teman terus berjuang dan berusaha semoga ke depannya semakin lebih baik dan dia tetap semangat," jelasnya.