Eky Idham salah satu ketua RW di bungur bertemu Gubernur Anies Baswedan di JIS. Di tengah suasana ramai peresmian JIS itu. Ekky menyampaikan gagasan tentang implementasi Pergub no 22 yang berisi partisipasi warga.

Di sisi lain seorang lurah bernama Achmad Zainur Rahman (Kini mantan). Adalah orang yang konsen untuk membangun wilayah Bungur melalui pendidikan. Ide bungur sebagai kampung sarjanapun bermula.

Pak Rahman bersama Ekky Idham mengajak para pemangku wilayah lainnya. LMK, Jumantik, tokoh masyarakat untuk mengimplementasikan Kepgub Gubernur Jakarta Pak Anies Baswedan. Agar masyarakat (warga Bungur) berdaya melalui pendidikan.

Letak kelurahan Bungur hanya 3,8 KM saja dari pusat kekuasaan Istana Negara. Sebagian tertata sebagiannya lagi masih tertinggal. Problem kota besar adalah disparitas ekonomi masyarakat.
Tingkat kemiskinan itu hanya bisa diamputasi melalui pendidikan. Karena pendidikan adalah eskalator untuk masyarakat naik kelas.

Melalui kerja kolaborasi warga itu, kini ada 57 mahasiswa yang mendapat beasiswa dan ada yang sudah lulus ada yang masih dalam semester akhir.

Tahun 2025 ini diupaykan 60 mahasiswa baru dari warga bungur akan mendapat beasiswa.

Teman-teman (para ketua RW, LMK, Jumantik) juga Kelurahan bulak balik datang ke rumah untuk berdiskusi. Saya selalu senang menerima mereka.

Saya lahir di kampung itu besar di situ dan sampai hari ini masih tinggal di wilayah Bungur. Hanya pindah rumah dari rumah Ibu ke rumah pribadi yang jaraknya dekat-dekat saja.

Para menteri di medsos sibuk bicara yang entah apa kinerjanya, saling berisik tentang pagar laut dan semacamnya. Tak jelas pula apa kompentensinya.

Para ketua RW, LMK, mantan Lurah, dan lain-lain di Bungur yang bukan pejabat tinggi. Cukup satu Pergub dari Gubernur yang peduli dengan warganya lalu mereka semua berjuang membangun kampung.

Sebagai warga Bungur: GUE BANGGA.

https://www.instagram.com/reel/DGKheo8Tm1e/?igsh=bXJidms3aWNnbjhr

Geisz Chalifah