Daya Kejut Anies Kalahkan Jokowi dan Prabowo di Pilkada Jakarta

Anies Baswedan tamat? Itu yang mereka skenariokan. Anies dijegal di Pilkada Jakarta. Partai-partai pendukung Anies dibegal. Rika-Suswono mereka jadikan alat politik menjegal Anies.

Anies dijegal dan partai politik pendukung Anies dibegal di Pilkada Jakarta agar Anies Baswedan tenggelam di 2029. Anies Baswedan tidak punya panggung politik sehingga redup sebelum tahun 2029. Mereka salah kalkulasi. Anies Baswedan makin menyala meski tidak ikut bertarung di Pilkada Jakarta.

Pilkada Jakarta tahun 2024 telah membuktikan bahwa karir politik Anies belum berakhir. Skenario Jokowi dan Prabowo di Pilkada Jakarta gagal total. ".... Dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." [QS.Ali Imran: 54]

Anies Baswedan meski 'pengangguran' bisa mengalahkan presiden dan mantan presiden sekaligus. Jagoan Prabowo dan Jokowi kalah telak dari calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang didukung Anies Baswedan.

Tanpa jabatan politik. Tanpa memiliki kekuasaan. Anies Baswedan bisa mengalahkan Presiden Prabowo yang memiliki kekuasaan dan mantan presiden Jokowi yang sekarang menjadi macan ompong di Pilkada Jakarta.

"Partai cokelat" binaan Jokowi dibuat tidak berkutik oleh warga Jakarta. Ini Jakarta Bung, Bukan Jawa Barat. Bukan pula Sumatera Utara dan Jawa Tengah yang diduga kuat cawe-cawe Partai Cokelat menguat memenangkan pasangan calon yang didukung Jokowi dan Prabowo.

Surat "sakti" Prabowo mendukung Rika-Suswono dimasa tenang Pilkada Jakarta terbukti tidak sakti di Jakarta. Prabowo lupa, Anies Baswedan lah pemenang Pilpres 2024 di Jakarta.

Warga Jakarta masih setia bersama Anies Baswedan di Pilkada Jakarta walau Anies tidak bisa mencalonkan karena konspirasi jahat yang dimainkan Jokowi dan diamini Prabowo.

Hal ini terkonfirmasi melalui rendahnya partisipasi politik warga Jakarta di Pilkada Jakarta tahun 2024. Hanya 53 persen warga Jakarta ikut Pilkada. Sisanya 47 persen warga Jakarta golput alias tidak menggunakan hak pilihnya karena mereka kecewa Anies Baswedan dijegal dan partainya dibegal.

Bahkan peraih suara terbayak di Pilkada Jakarta adalah golput. Kalau ada kotak kosong niscaya kotak kosong lah pemenang Pilkada Jakarta. Bila ada kotak kosong membuka peluang Anies Baswedan kembali berlaga di Pilkada Jakarta.

Skenario Jokowi dan Prabowo pasangan Rika-Suswono melawan kotak kosong berubah. Jokowi dan Prabowo sudah mencium bila Rika-Suswono melawan kotak kosong pasti kalah. Dari sinilah kontroversi lolosnya calon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardhana muncul. Terbukti perolehan suara Dharma Pongrekun-Kun Wardhana jauh dari data KTP yang disetorkan ke KPU.

Terkonfirmasi pula melalui kemenangan Pramono-Bang Doel dalam satu putaran. Pramono-Bang Doel berhasil meraih 50,07 persen suara. Jauh meninggalkan Rika-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana.

Daya dobrak Anies Baswedan di masa-masa akhir kampanye Pramono-Bang Doel berhasil memenangkan pasangan Pramono-Bang Doel satu putaran. Bagaimana pun warga Jakarta ingin Anies Baswedan jadi gubernur mereka.

Sebuah kemenangan satu putaran yang tidak Jokowi dan Prabowo antisipasi. Kemenangan Pramono-Bang Doel wujud dari kemarahan warga Jakarta karena aspirasi mereka dijegal dan dibegal oleh Jokowi dan Prabowo.

Jakarta, 13 Jumadil Akhir 1446/14 Desember 2024

Tarmidzi Yusuf, Kolumnis