
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat mengunjungi tempat pembinaan siswa bermasalah di barak militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (5/5/2025) pagi. (Dok Dedi Mulyadi)
PURWAKARTA - Program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yakni, pembinaan "anak nakal" di barak militer sudah berjalan.
Hari ini, Senin (5/5/2025), sebanyak 29 pelajar tingkat SMA dan SMK di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dikirim untuk mengikuti program pendidikan karakter di barak militer Rindam III/Siliwangi, Kota Bandung. Mereka berangkat pukul 05.00 WIB dari Markas Kodim 0619 Purwakarta.
Para penghuni barak militer merupakan kalangan pelajar yang dinilai memiliki perilaku menyimpang dan sudah tidak tertangani lagi oleh sekolah maupun orang tua.
Mereka akan mengikuti pendidikan di barat militer selama enam bulan. Selama pendidikan militer, mereka tak menjalani pendidikan formal di sekolah.
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menjelaskan, keputusan tersebut telah melalui proses verifikasi yang ketat.
"Yang dibawa ke sini itu memang sudah tidak bisa ditangani oleh orangtua dan sekolahnya. Rata-rata mereka suka begadang, pagi susah bangun, bolos sekolah, nongkrong, bahkan ada yang mabuk," ujarnya.
Tidak hanya di Purwakarta, program serupa juga diterapkan di Kabupaten Sumedang. Sebanyak 40 pelajar bermasalah dijadwalkan mengikuti pelatihan serupa di Markas Kodim 0610 Sumedang mulai Kamis (8/5/2025).
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyatakan bahwa program ini merupakan solusi atas maraknya kasus kenakalan remaja di wilayahnya.
"Sesuai dengan tema diklat, diharapkan terbentuk sumber manusia unggul yang sehat, berkualitas, relevan dan kontributif," ujar Dony, Minggu (4/5/2025).
Materi yang Diberikan di Barak Militer
Saepul mengatakan, di barak militer, siswa akan mengikuti berbagai materi seperti latihan fisik, penguatan kedisiplinan, pendidikan kebangsaan, serta pembinaan mental dan keagamaan.
“Materinya antara lain kedisiplinan, pembinaan mental, penguatan wawasan kebangsaan, dan pendidikan keagamaan oleh pemuka agama,” jelas Saepul.
Para peserta pembinaan juga mendapatkan keterampilan praktis seperti pertanian, sebagai bentuk pelatihan produktif.
“Mereka akan diajari bertani dan kegiatan yang membentuk kemandirian. Semua dikemas agar mereka tidak hanya berubah perilaku, tapi juga punya bekal keterampilan hidup,” tambah Saepul.
Semua materi tersebut bertujuan membentuk sikap dan karakter positif di kalangan remaja.
“Kami ingin mereka pulang dengan semangat baru dan sikap yang lebih baik. Materi dalam program ini dirancang agar mereka lebih disiplin, bertanggung jawab, dan paham nilai kebangsaan,” ujar Saepul.