
Kupang--Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung, menegaskan bahwa penegerian sekolah keagamaan Kristen bukan sekadar perubahan status administratif, melainkan momentum penting untuk memperkuat kualitas dan daya saing pendidikan Kristen, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama RI, Jeane Marie Tulung, saat menghadiri Ibadah Syukur Satu Tahun Penegerian Empat Satuan Pendidikan Keagamaan Kristen Negeri (SPKKN) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, (29/10/2025).
Dirjen menegaskan bahwa Kementerian Agama terus memberikan perhatian kepada sekolah-sekolah keagamaan Kristen, khususnya di daerah yang sangat membutuhkan dukungan peningkatan kualitas pendidikan.
“Pemerintah akan memberi prioritas dan perhatian khusus bagi sekolah yang memang membutuhkan. Kita ingin memastikan setiap anak, di pelosok sekalipun, mendapat akses pendidikan Kristen yang bermutu,” ujarnya.
Dirjen Jeane Marie Tulung menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas perjalanan satu tahun empat SPKKN di NTT.
“Penegerian empat SPKK negeri ini bukan sekadar pencapaian administratif, tetapi buah dari perjuangan panjang, doa, dan kerja sama lintas pihak — pemerintah pusat, daerah, gereja, dan masyarakat. Ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan Kristen di Indonesia Timur,” ujarnya.
Menurutnya, SPKK di NTT kini telah menjadi mercusuar iman, ilmu, dan karakter, memastikan anak-anak di wilayah timur memperoleh pendidikan bermutu yang berakar pada nilai Kristiani dan relevan dengan kebutuhan zaman.
“Satu tahun perjalanan ini menumbuhkan harapan baru. Guru-guru kini mendapat dukungan yang lebih kuat, sarana prasarana semakin baik, dan anak-anak belajar dalam lingkungan yang layak dan berdaya saing,” tambahnya.
Dalam arahannya, Dirjen menegaskan pentingnya penerapan kurikulum cinta dan ekoteologi di lingkungan sekolah Kristen.
“Kurikulum kita adalah kurikulum cinta. Jangan sampai guru mengajarkan kebencian. Pendidikan Kristen harus menumbuhkan kasih, kepedulian, dan tanggung jawab terhadap sesama dan alam ciptaan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas tenaga pendidik. Melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), Kementerian Agama kini memperluas kesempatan bagi guru mata pelajaran umum dan guru PAK di SPKK.
“Melalui PPG, kita tidak hanya meningkatkan kompetensi profesional guru, tetapi juga memperteguh panggilan pelayanan berbasis kasih dan pengabdian,” ujar Dirjen.
Dalam rangkaian acara, Dirjen Bimas Kristen secara simbolis menyerahkan Surat Keputusan (SK) perpanjangan izin operasional bagi SMAK Susu Wandewa dan SMAK Alor.
“Penyerahan SK ini bukan sekadar administrasi, melainkan bentuk pengakuan negara atas komitmen lembaga dalam memberikan pendidikan Kristen yang bermutu. Pemerintah hadir untuk memastikan sekolah-sekolah keagamaan terus berkembang,” jelasnya.
Sebagai penanda sejarah, Dirjen telah menandatangani prasasti peresmian SPKKN di NTT. “Prasasti ini menjadi tanda penting agar kita mengingat bahwa di tahun ini berdiri SPKKN di NTT — bukti nyata kehadiran negara dalam memperkuat pendidikan Kristen di wilayah timur,” ungkapnya.
Dirjen juga mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan Kristen di NTT tengah menyiapkan berkas untuk kembali mengajukan proses penegerian. “Kami berharap prosesnya dapat dipercepat agar semakin banyak lembaga yang mendapat pengakuan dan dukungan pemerintah,” katanya.
“Kita tidak sekadar mendirikan sekolah, tetapi membangun manusia seutuhnya yang beriman, berilmu, dan berkarakter Kristus. Semoga SPKK di NTT terus menjadi terang bagi daerah dan bangsa,” pungkas Dirjen.
Info Detak.co | Sabtu, 01 November 2025 
