Eks Dosen di Malaysia Ini Dukung Anies Dirikan Partai, Yakin Bisa Seperti Anwar Ibrahim

JAKARTA - Akademisi senior yang pernah menjadi dosen di Universitas Utara Malaysia (UUM) Ahmad Sahidah, Ph.D., menilai Anies Baswedan memang sebaiknya mendirikan partai politik setelah kalah di Pilpres 2024 dan gagal mencalonkan di Pilgub Jakarta 2024 ini.

Dia menegaskan Anies tidak perlu lagi kembali aktif di civil society, dunia yang pernah digelutinya sebelum masuk pemerintahan.

"Kalau menurut saya, beliau sudah bergerak di pendidikan dengan (mendirikan Gerakan) Indonesia Mengajar. Beliau juga sudah pernah aktif sebagai dosen. Menurut saya itu sudah selesai," jelasnya Selasa, 10 September 2024.

"Saya lebih mendukung beliau untuk menampung aspirasi rakyat, yaitu (mendirikan) partai baru. Sebab partai lama dan partai-partai yang selama ini mendukungnya, kan pragmatis semua. Idealisme, kami masih bisa titipkan ke Pak Anies," sambungnya.

Pendidik, yang kini menjadi dosen Program Pascasarjana Universitas Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur ini melihat karir politik Anies masih panjang. Bahkan Anies yang kini masih berusia 55 tahun ini sangat berpeluang memimpin Indonesia ke depan.

Hal ini kalau berkaca dari pengalaman Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Anwar resmi memimpin negeri tersebut sejak tahun 2022 dalam usia 75 tahun setelah sebelumnya mengalami jatuh bangun di politik bahkan sempat dipenjara setidaknya pasca dia dicopot sebagai Wakil PM Malaysia pada tahun 1998.

"Setidaknya kalau kita berkaca pada Anwar Ibrahim, dia perlu waktu lama untuk menjadi nomor satu. Pak Anies masih panjanglah (karir politiknya)," ucap alumnus Pesantren Annuqoyah, Sumenep, Madura ini.

Dia optimistis ke depan masyarakat akan memberikan kepercayaan kepada Anies untuk memimpin negeri ini. Karena Anies sosok yang cerdas, memiliki visi serta perilaku dan kehidupan sehari-hari termasuk keluarganya sangat baik. "Itu akan membuat masyarakat mendukung beliau," ucapnya.

Contoh terbaru kuatnya dukungan masyarakat ini terlihat bagaimana antusiasnya mahasiswa menyambut kehadiran Anies kemarin saat menjadi pembicara diskusi "Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital" di Pendopo Wisma Kagama, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

"Tidak ada tokoh politik yang akan disambut sampai seperti itu. Kecuali kalau ada pengerahan. Kan kemurnian itu yang perlu dirawat sekarang," ungkap intelektual yang produktif menulis ini.

Dia mengakui Presiden Joko Widodo juga disambut meriah oleh warga Yogya saat meresmikan Pasar Godean, Sleman, akhir bulan lalu. Tapi karena ada pengerahan massa. "Setelah Jokowi tidak ada, ya pasar itu sepi lagi," demikian Ahmad Sahidah.