Gubernur Lemhanas: Jatim Retreat 2025 Pertama di Indonesia Pasca Lembah Tidar Magelang, Tekankan Pentingnya Kolaborasi dan Searah Pemerintah Pusat

KOTA BATU- Gubernur Lemhanas Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily memuji pelaksanaan Jatim Retreat 2025. Sebab, Jawa Timur merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mengadakan retreat setelah pemerintah pusat.  Hal tersebut disampaikan dihadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan seluruh peserta Jatim Retreat 2025 di Pusdik Arhanud, Kota Batu, Rabu (26/4).

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Lemhanas yang telah memberikan insight utamanya dalam penguatan ketahanan baik daerah maupun nasional.

Untuk itu, Gubernur Khofifah menekankan peran penting seluruh perangkat daerah guna memperkuat Ketahanan Daerah dalam Konstelasi Ketahanan Nasional.

"Ketahanan nasional merupakan cerminan dari ketahanan daerah. Ini artinya, ketahanan nasional akan tercipta ketika seluruh daerahnya memiliki ketahanan yang baik. Di sinilah peran penting seluruh perangkat daerah," katanya.

Khofifah melanjutkan, berdasarkan data dari Lemhanas RI, Jawa Timur memiliki berbagai potensi salah satunya jumlah penduduk terbanyak kedua nasional sebanyak 41,81 juta orang. Dari jumlah tersebut, 71,65% nya merupakan penduduk usia produktif yaitu 15 - 64 tahun. Kondisi ini menjadikan Jatim masih pada posisi bonus demografi.

Selain itu, Jatim juga menyumbang 25,23% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Angka itu merupakan PDRB terbesar kedua di Pulau Jawa. Sebagai perekonomian terbesar kedua sekaligus lokomotif perekonomian nasional, Jawa Timur memiliki potensi besar sebagai gerbang logistik internasional.

Segudang potensi tersebut, disebut Khofifah patut menjadi catatan penting bagi seluruh peserta Jatim Retreat 2025.

"Ketika potensi-potensi itu bisa kita maksimalkan, ketahanan daerah kita tercapai, maka akan berdampak pada ketahanan nasional," kata Khofifah.

"Ketika ketahanan daerah Jawa Timur goyah, maka dampaknya pun akan terasa se-Indonesia. Ketika Jatim bersin, droplet nya bisa sampai ke wilayah lain," tegasnya.

Oleh sebab itu, Gubernur Khofifah kembali menegaskan pentingnya seluruh pimpinan perangkat daerah Jatim untuk menjadi pemimpin yang berkarakter, komprehensif dan adaptif.

"Utamanya di era disrupsi dan dinamika geopolitik global. Seluruh perangkat daerah harus bisa peka dalam membaca kondisi terkini baik nasional dan internasional," pesannya.

"Perkuat karakter kebangsaan di masing-masing diri, jadilah seorang birokrat yang berkarakter unggul berintegritas demi Jawa Timur yang semakin maju," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional RI Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily mengatakan Gubernur Khofifah sangat cepat tanggap dan menjadi yang pertama di Indonesia mengadakan Retreat.

“Ini menunjukkan betapa pentingnya membangun visi dan kolaborasi untuk memastikan bahwa pembangunan di Jatim searah dengan pemerintah pusat,” katanya.

Ia berpesan, tantangan yang dihadapi oleh Jawa Timur dan seluruh dunia di tengah era disrupsi saat ini tidaklah mudah. Sehingga perlu upaya bersama yang didukung seluruh perangkat daerah guna memanfaatkan peluang dengan baik.

"Jadilah pemimpin yang mampu menerjemahkan semua perintah Gubernurnya. Ini tentu akan mempercepat upaya perwujudan ketahanan daerah," pesannya.

"Teruslah berkarya menjaga ketahanan nasional di Jawa Timur demi terwujudnya Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekretaris Daerah Prov. Jatim Adhy Karyono, jajaran Lemhanas RI serta 72 orang peserta Jatim Retreat 2025 yang merupakan pejabat pimpinan tinggi di lingkungan Pemprov Jatim.