Hospitality Day IDW 2025: Saat Desain dan Industri Hotel Bertemu di PIK 2
Dok. PIK2

JAKARTA - Indonesia Design Week (IDW) 2025 bukan sekadar ajang pamer ide-ide kreatif. Di balik lampu sorot dan deretan instalasi, ada ruang diskusi serius yang mempertemukan arsitek, desainer interior, hingga pelaku industri hotel. Di PIK 2, pada 16 September lalu, Hospitality Day menjadi penanda bahwa desain kini memainkan peran penting dalam arah baru industri perhotelan.

Sore itu, rangkaian acara dimulai dengan Bedding Competition di Spring Air. Para General Manager hotel menyaksikan bagaimana kreativitas meracik suasana kamar bisa memberi kesan pertama yang tak terlupakan bagi tamu. Lanjut ke sesi Design Talks, empat nama besar hadir dengan pandangan berbeda namun saling melengkapi: Santi & Humphrey (Domisilum Studio), Bryan & Jules (Gondo & Jules), Shiv Kahshyap dari Accor, dan Ojahan Oppusinggu dari Artotel Group.

Diskusi mengerucut pada satu kesimpulan: desain yang baik bukan sekadar tampilan, melainkan investasi strategis. Shiv, misalnya, menekankan pentingnya konsistensi pengalaman tamu, sementara Ojahan menyoroti bagaimana teknologi melengkapi sentuhan kreatif.

Fenny Maria, Head of Tourism Development Agung Sedayu Group, menegaskan posisi PIK sebagai ruang terbuka bagi kolaborasi. “Melalui Hospitality Day, kami ingin menunjukkan bahwa PIK adalah ruang kolaborasi yang terbuka, di mana ide-ide kreatif dapat bertemu dengan kebutuhan nyata industri,” katanya.

Selepas diskusi, para tamu diajak ke Rotaryana untuk tur showroom dan live cooking. Inovasi alat perhotelan berpadu dengan aroma kuliner, menciptakan pengalaman multisensori. Malamnya, suasana bergeser ke Ikonz, di mana koktail dan obrolan ringan menjadi jembatan kolaborasi baru.

Bagi PIK Tourism Board, Hospitality Day bukan sekadar penutup agenda IDW 2025, melainkan cermin arah masa depan yakni industri perhotelan yang berakar pada kreativitas, diperkuat inovasi, dan dibangun melalui jejaring lintas disiplin.