
Menteri Agama Nasaruddin Umar
MAKKAH - Penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M berjalan baik. Puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) juga berjalan lancar.
“Proses haji lancar, jemaah relatif kondusif,” tegas Menag di Makkah, Rabu (11/6/2025).
Namun demikian, penyelenggaraan haji 1446 H juga diwarnai sejumlah dinamika. Dinamika itu ada yang berupa peristiwa dan ada juga yang bersifat isu.
Beragam dinamika ini menjadi perhatian Menteri Agama Nasaruddin Umar. Menteri yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini bahkan memberi kesempatan khusus untuk menjelaskan sejumlah dinamika yang berkembang.
Jemaah Terlantar di Arafah?
Menag memastikan tidak ada jemaah yang terlantar atau tidak mendapat tenda di Arafah. Menurutnya, jemaah yang sempat tidak mendapat tenda akhirnya menempati tenda cadangan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Bahkan, ada sebagian dari mereka juga yang menempati tenda Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
“Tidak benar ada jemaah terlantar. Mereka akhirnya dibawa oleh bus ke tenda cadangan. Bahkan di tenda cadangan itu dikasih sajadah dan termos oleh Pemerintah Arab Saudi. Tenda nya bahkan lebih mewah dari kemah biasa,” sebut Menag di Makkah,
Tidak Ada Pungutan Safari Wukuf
Menag juga menyampaikan bahwa isu ada pungutan liar dalam Safari Wukuf Lansia tidak benar. Menurutnya, itu bukan persoalan safari wukuf tapi persoalan badal haji dan berkaitan dengan KBIH, bukan PPIH.
Menag menjelaskan bahwa badal haji memang ada paketnya (biaya), mulai dari umrah wajib, Arafah, Muzdalifah, Mina, Jamarat, sampai Thawaf Ifadlah. Jadi ada biaya yang harus dikeluarkan jemaah jika ingin badal haji dan itu mereka komunikasikan dengan KBIH.
“Jadi isu bahwa ada pungutan dari jemaah oleh petugas itu sama sekali tidak benar. Itjen Kemenag sudah kami turunkan. Kita sudah klarifikasi semua dan kita panggil orangnya juga,” tegas Menag.
Saudi Minta Maaf?
Menag juga menjelaskan tentang informasi Arab Saudi meminta maaf. Menag memastikan bahwa bukan pemerintah Saudi Arabia yang meminta maaf, tapi dirinya lah yang meminta maaf atas dinamika dalam operasional haji tahun ini.
“Kali ini saya mengatakan bahwa (isu Saudi minta maaf) itu tidak benar. Saya yang mengatakan bahwa kalau ada kelemahan yang ada dalam pelaksanaan haji itu kami minta maaf, tapi bukan pemerintah Saudi yang meminta maaf. Tapi kemacetan (di Muzdalifah) itu bukan hanya Indonesia yang mengalami tapi semua negara mengalami kemacetan,” ujar Menag.
Jemaah Jalan Muzdalifah – Mina
Mengenai adanya jemaah yang berjalan kaki dari Muzdalifah ke Mina, Menag melihat itu disebabkan mereka takut kepanasan karena tidak kunjung dijemput bus untuk dibawa ke Mina. Dalam suasana itu, ada sejumlah jemaah dari negara lain yang berjalan kaki, dan jemaah Indonesia mengikuti. Petugas sudah menjelaskan bahwa bahwa bus penjemput akan datang, namun sebagian jemaah tetap memilih jalan kaki.
“Padahal saat itu kita sedang atur. Buktinya orang yang menunggu bus sampai jam 8 itu bisa sampai duluan dari pada yang berangkat duluan dengan jalan kaki,” papar Menag.
“Pukul 9.40 waktu Arab Saudi, seluruh jemaah haji Indonesia sudah terangkut dari Muzdalifah,” sambungnya.
Menag juga menegaskan bahwa tidak ada satu pun jemaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Sudi dan tidak berhaji. Bahkan, jemaah yang berhalangkan untuk mengikuti puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, mereka dibadalhajikan.
“Kami semua tidak mengingkari ada masalah dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Tapi, masalah itu kan kasuistik, dan kita selesaikan secara kasuistik,” jelasnya.