Inta: Harapan pada Negeri dan Cintanya kepada Anies

Inta @rinintalaksmi mengajak ketemuan. Di masa proses pilkada 2017 Jakarta, warung kopinya tempat yang sering saya datangi. Lalu anak-anak muda yang kumpul di situ dari yang tadinya tak mengenal Anies hingga menjadi pemilihnya.

Inta selalunya humble, melayani para pelanggan cafenya yang kemudian menjadi temannya.
Saat dia tahu saya bersahabat dengan Anies Baswedan, maka Anies seringkali menjadi topik pembicaraan.

Hari berlalu bulan berganti. ?nta berganti profesi menjadi distributor alat musik (Gitar). Orang seatraktif Inta memang tak pernah kehilangan kreativitas.

Lebih dari dua tahun saya tak pernah bertemu, jarang pula berkomunikasi. Siang tadi dia mengirim WA mengajak bertemu.

Sebagaimana perempuan lainnya yang saya kenal. Spt @cnniken dan lainnya.

Ngobrol apapun, cerita apapun dengan saya, tapi cintanya tetap kepada Anies Baswedan.
Itu lumrah dan sudah memang seperti itu adanya. Jangan coba dirubah. Enggak akan berhasil.????

Tahun 2024 menjelang usai, berganti dengan tahun 2025. Berbeda dengan Anies yang postingan akhir tahunnya, tetap memberi semangat, dan tetap memberi harapan. Namun suara yang terdengar dari anak muda seperti Inta dan teman sebayanya yang saya jumpai.

Mereka skeptis. Bahkan sampai pada tingkat fatalistik. Tak punya harapan juga marah terhadap situasi. Baik pilpres yang diduga penuh tipu daya, apalagi pilkada DKI yang proses pencalonannya membegal aspirasi warga.

Padahal musik yang terdengar semalam itu, mengalunkan lagu melayu lama berjudul Seroja. Liriknya berbunyi: Sekarang bukan termenung zaman termenung.

Namun kekecewaan kepada perlakuan regim terhadap Anies memang membuat sebagian orang bersikap skeptis.

Malam yang panjang untuk membicarakan kekelaman tahun 2024.
Apakah tahun 2025 akan cerah?

Tentu saja cerah bagi para pelaku korupsi. Korupsi 300 T dan hukumannya cuma 6,5 tahun. Lagi banyak diskon buat para pembegal uang rakyat.

Tapi bagi Inta yang awalnya punya harapan negeri ini akan lebih baik, namun orang yang dia titipkan harapan diperlakukan sedemikian rupa. Maka ?nta lebih memilih untuk tak berharap. Dia menjaga agar tak kembali kecewa. Tak mungkin berharap kepada pemimpin yang lahir dari proses yang busuk lalu akan menjadi lebih baik?

https://www.instagram.com/p/DENqHHVzLPA/?igsh=MWYzYjFzdmdteDE3

Geisz Chalifah, Kolumnis