Jaket Almamater Hidupkan Harapan, Cerita Beasiswa PIK2
Di atas panggung sederhana d�Prima Hotel Tangerang, 12 anak muda satu per satu menerima jaket almamater Universitas Terbuka Serang.

JAKARTA - Di atas panggung sederhana d’Prima Hotel Tangerang, 12 anak muda satu per satu menerima jaket almamater Universitas Terbuka Serang. Dari luar, itu hanya selembar kain. Namun di baliknya, tersimpan makna yang dalam: pintu menuju masa depan yang lebih cerah.

Minggu, 24 Agustus 2025, menjadi momentum bersejarah bagi mereka. PT Pantai Indah Kapuk Dua, Tbk (PIK2), melalui program CSR-nya, menyerahkan beasiswa S1 batch ketiga. Sebanyak 29 mahasiswa kini telah menjadi bagian dari perjalanan ini sejak batch pertama, membuktikan bahwa kesempatan untuk belajar bisa menjadi cara paling nyata menyalakan harapan.

Di antara mereka, ada Ari Pratama Suryana, mahasiswa Program Studi Hukum. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan rasa syukurnya.

“Terima kasih atas kesempatan ini. Beasiswa ini bukan sekadar biaya kuliah, tapi harapan. Saya berharap program ini terus berlanjut agar semakin banyak anak muda terbantu,” ujarnya.

Ari hanyalah satu contoh. Bagi para penerima lain, beasiswa ini adalah jawaban dari kegelisahan: apakah mereka mampu melanjutkan kuliah, atau harus berhenti karena keterbatasan biaya. Jaket almamater yang mereka kenakan hari itu seolah berbisik: mimpi-mimpi mereka kini mendapat tempat untuk bertumbuh.

Acara penyerahan berlangsung hangat, disaksikan Estate Management Director Agung Sedayu Group Restu Mahesa, GM Estate Management Bambang Santosadjaja, dan Direktur Universitas Terbuka Serang Teguh Prakoso. Teguh sendiri tak kuasa menyembunyikan rasa terima kasihnya.

“Kami sangat bersyukur. Dukungan PIK2 ini bukan hanya meringankan mahasiswa, tapi juga menguatkan komitmen kami di dunia pendidikan,” tuturnya.

Beasiswa ini, bagi PIK2, bukan sekadar program tanggung jawab sosial perusahaan. Ia adalah wujud keyakinan bahwa setiap anak bangsa berhak mendapat kesempatan. Sebab, di balik satu gelar sarjana, tersimpan kemungkinan lahirnya pemimpin, inovator, atau penggerak masyarakat di masa depan.

Hari itu, di ruang hotel yang hangat, 12 anak muda pulang dengan hati yang lebih ringan. Mereka tahu, jalan kuliah tidak mudah. Namun mereka juga tahu, kini ada tangan yang membantu menopang langkah mereka. Dan dari situlah, harapan itu tumbuh semakin kuat.