
Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) | Foto: istimewa
SOLO - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), masih menjadi sorotan akibat kasus dugaan ijazah palsu yang terus bergulir. Kasus ini tak hanya ramai diperbincangkan media dan masyarakat, tapi juga berulang kali dilaporkan ke polisi.
Menanggapi polemik tersebut, Jokowi justru berseloroh bahwa kegaduhan ini memberinya keuntungan.
“Kalau tidak gaduh, saya mungkin tidak diuntungkan, malah bisa dirugikan karena adem ayem,” ujarnya saat ditemui di rumahnya, Solo, Jumat (1/8).
Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar isu ijazah palsu tidak terus diperbesar dan dipermasalahkan.
“Ya, jangan gaduh (kasus ijazah palsu),” tambahnya.
Belakangan ini, Jokowi dilaporkan dua kali ke polisi oleh ahli forensik digital, Rismon Sianipar, serta sejumlah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). Laporan pertama terkait dugaan penyebaran informasi bohong dalam video dialog Jokowi dengan Kasmudjo saat reuni Fakultas Kehutanan UGM pada 2017. Laporan kedua mengarah pada dugaan penggunaan skripsi palsu, yang juga menyeret Rektor UGM Prof. Ova Emilia.
Jokowi sendiri menghadiri reuni Fakultas Kehutanan UGM pada Sabtu (26/7), namun acara ini sempat dianggap settingan oleh sebagian pihak. Pasalnya, Jokowi tidak mengenakan kaus biru seperti peserta lain, melainkan kemeja putih lengan panjang. Meski begitu, Jokowi sempat memperlihatkan baju berkerah biru seperti yang dipakai teman-temannya saat reuni.
Jokowi mengaku heran dengan terus diragukannya status mahasiswa dan ijazahnya.
“Semua kok diragukan, ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan, apalagi yang mau disampaikan,” ungkapnya.