
Foto: istimewa
JAKARTA - Batavia PIK mempersembahkan sebuah pertunjukan musikal bertajuk Batavia Tales, yang membingkai kisah kehidupan Batavia pada era kolonial Belanda, antara tahun 1890 hingga 1910. Disutradarai dan ditulis oleh Mia Johannes (mhyajo), musikal ini hadir dalam format tetralogi, menampilkan delapan karakter fiksi yang terlibat dalam romansa, persahabatan, perjuangan, dan petualangan.
Setiap episode dalam Batavia Tales menyajikan perspektif dua karakter utama yang berbeda, dengan nuansa naratif yang berlapis antara fiksi dan sejarah. Pertunjukan ini pernah digelar secara rutin setiap akhir pekan di Alun-alun Batavia PIK, terbuka untuk umum tanpa tiket masuk.
“Batavia Tales bukan sekadar cerita yang terinspirasi dari masa lalu, tapi juga bagaimana kisah-kisah ini bisa relevan dan dinikmati lintas generasi. Kami ingin nilai-nilai sejarah dan budaya Nusantara terus hidup dan dikenal,” ujar Sutradara dan Penulis Mia Johannes.
Konsep pertunjukan ini banyak menyerap suasana khas kawasan Batavia PIK, mulai dari kanal-kanal yang dilintasi kapal, Jembatan Kota Intan, replika Kapal Phinisi, hingga Pasar Rakjat yang semarak. Elemen-elemen tersebut menjadi latar visual sekaligus inspirasi naratif dalam membangun semesta Batavia Tales yang segar dan kontemporer.
Produksi musikal ini telah melalui proses panjang sejak 2024, dimulai dari riset sejarah, penulisan naskah, hingga pelatihan para pemain. Audisi dilakukan secara terbuka, dan Batavia PIK menyediakan ruang latihan sebagai bentuk komitmen terhadap pengembangan seni budaya. Para seniman yang terlibat berasal dari berbagai daerah, seperti Jawa dan Sumatra.
“Kawasan PIK kini telah menjadi salah satu wisata unggulan di Jakarta. Selain dikenal sebagai surga kuliner, kami juga ingin memperkenalkan PIK sebagai destinasi budaya. Lewat Batavia Tales, kami ingin menghadirkan hiburan yang berkualitas untuk seluruh lapisan masyarakat,” ujar Director of Operating Units Amantara Anwar Salim.
Sebagai bagian dari pengalaman menyeluruh, Batavia PIK juga menyajikan pertunjukan dancing water show di sepanjang Jembatan Kota Intan. Tarian air mancur yang berpadu dengan musik dan cahaya ini berhasil menarik lebih dari 40.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri, menjadi pembuka spektakuler sebelum pertunjukan musikal dimulai.
“Amantara menghadirkan berbagai ruang dan sarana di mana warisan budaya Indonesia diadaptasi secara modern untuk menginspirasi generasi masa kini. Kami percaya seni bisa menyatukan, memotivasi, dan membuka jalan bagi kolaborasi lintas budaya,” terang CEO Amantara – Agung Sedayu Group Natalia Kusumo.
Batavia Tales menjadi awal dari rangkaian program seni dan budaya yang akan terus dikembangkan di Batavia PIK. Harapannya, kawasan ini dapat menjadi ruang kreatif yang terkurasi bagi para seniman untuk berkarya, berkolaborasi, dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada khalayak yang lebih luas.