
JAKARTA – Agung Sedayu Group tengah membangun Masjid Al Ikhlas di Pantai Indah Kapuk (PIK), sebuah masjid megah yang tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat ekonomi umat.
Mengusung konsep Islamic Classical ala Ottoman, masjid ini akan mengintegrasikan kegiatan keagamaan dengan sistem ekonomi berkelanjutan yang dapat mendukung operasional masjid dalam jangka panjang.
Direktur Utama Agung Sedayu Group, Letjen (Purn) DR. Nono Sampono, menegaskan bahwa pembangunan masjid ini lahir dari kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat seiring pesatnya perkembangan kawasan PIK 1 dan 2.
“Dengan bertambahnya populasi, kebutuhan tempat ibadah meningkat. Masjid yang sudah ada tidak lagi mencukupi, sehingga kami merasa perlu membangun masjid yang lebih besar,” ujar Nono.
Masjid ini akan dibangun di atas lahan seluas 2.400 meter persegi dengan kapasitas 600 jemaah dan menelan biaya pembangunan Rp 45 miliar.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al Ikhlas akan dilengkapi dengan area komersial yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas ekonomi, seperti pusat kuliner halal, toko ritel Islami, hingga coworking space berbasis syariah.
Konsep ini diadopsi agar masjid tidak hanya mengandalkan donasi jemaah, tetapi mampu menghasilkan pendapatan sendiri untuk pemeliharaan dan pengembangan program sosial.
“Konsep Islamic Classical yang kami usung tidak hanya memadukan keindahan arsitektur, tetapi juga mendukung fungsi modern, termasuk aspek bisnis untuk keberlanjutan ekonomi masjid,” tambah Nono.
Lebih dari itu, Agung Sedayu Group juga merencanakan pembangunan masjid yang lebih besar dengan kapasitas 5.000 jemaah, yang ditargetkan selesai pada akhir 2026. Masjid ini nantinya juga akan mengadopsi konsep ekonomi berkelanjutan yang lebih luas.
“Kami ingin menjadikan Masjid Al Ikhlas sebagai ikon keagamaan di kawasan PIK, bukan hanya megah secara arsitektur, tetapi juga mandiri secara ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya.
Pembangunan Masjid Al Ikhlas diharapkan dapat menjadi model bagi masjid-masjid lain dalam mengembangkan sistem ekonomi berkelanjutan, sehingga dapat berfungsi lebih dari sekadar tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan umat.