Kasus perluasan daratan di Ancol bergulir ramai di medsos. Lalu oleh ILC ditayangkan menjadi diskusi publik.
Kemudian Masjid Apung dan Museum Rasulullah terseret-seret menjadi bahan perbincangan seolah-olah menjadi pembenaran untuk proyek reklamasi.
Yang sebenarnya terjadi adalah: proyek perluasan daratan atau reklamasi itu sudah dimulai sejak zaman Fauzi Bowo.
Bank Dunia menginisiasi proyek Jedi untuk meminimalkan persoalan banjir Jakarta.
13 sungai di Jakarta, sedimennya dikeruk dan hasil pengerukannya dibuang ke Ancol.
Di masa Anies dia menbuat Kepgubnya agar reklamasi yang menampung tanah hasil pengerukan 13 sungai itu memiliki dasar hukum yang jelas.
Setelah sekian tahun pembuangan dari pengerukan sedimen sungai-sungai di Jakarta itu, maka lahan seluas 22 hektar yang sudah menjadi daratan itu. Sebagian kecilnya ingin digunakan untuk pembangunan Museum Rasulullah yang merupakan kerjasama Dewan Masjid Indonesia dengan Lembaga Wakaf Arab Saudi. Pemprov DKI hanya menyediakan lahan.
Sedangkan Masjid Apung Jakarta didirikan bukan di atas lahan reklamasi melainkan di Ancol Timur berdekatan dengan sirkuit Formula E. Jauh dari lahan perluasan daratan.
Pembangunan Museum Rasulullah itu sendiri semenjak pandemi Covid-19 terhenti sampai saat ini. Belum jelas kapan dilaksanakanya.
Namun Masjid Apung Jakarta alhamdulillah pekerjaanya tetap berlangsung yang sebelumnya terhenti cukup lama akibat Covid-19 melanda.
Namun ketika melihat wajah lawan diskusi saya di ILC saat lalu muncul lagi terkait pagar laut.
Saya teringat kasus reklamasi di Ancol yang saat itu sempat ramai dengan isu yang tak punya relevansi (Masjid Apung dan Museum Rasulullah) yang dikait-kaitkan.
Ada narasi ketidak adilan terhadap Anies bila menyangkut kepentingan umat Islam. Walapun tidak ada kaitan sedikit pun antara Masjid Apung maupun Museum Rasulullah sebagai pembenaran adanya reklamasi. Karena reklamasi itu sendiri telah berlangsung jauh sebelum Anies menjadi Gubernur. Yaitu pelaksanaan proyek Jedi.
(Jakarta Emergency Dredging Initiative) disingkat JEDI. dikenal juga dengan sebutan Proyek Darurat Penanggulangan Banjir Jakarta.
https://www.instagram.com/reel/DE7sAhBz_4H/?igsh=dDVwOGdqZzgzb3c4
Geisz Chalifah, Kolumnis