Meluruskan Dongeng Sobari tentang Proses Menjadi Rektor Paramadina

Sudah berkali-kali M Sobari bicara tentang Anies terkait dengan kampus Paramadina secara negatif dan sangat tendensius.

Di banyak tempat di banyak forum, cerita versi M Sobari yang banyak ngarangnya itu (subjektif). Disebar ke mana mana oleh orang yang malas mengonfirmasi ke Anies. Ke orang lain yang paham masalah sebenarnya.

Alm Mas Tom (Utomo Dananjaya), Didi J Rachbini dan beberapa orang lainnya tahu masalah tersebut dengan baik. Sayangnya Saudara Sobari tak mengkonfirmasi kepada Didik J Rachbini. Bahkan saya dua kali menemui Mas Didik J Rachbini untuk memahami secara objektif, juga ke Mas Tom ketika beliau masih hidup.

Orang-orang, yang menyebarkan cerita M Sobari, mungkin bukan malas tapi memang punya kedengkian akut. Lalu dengan semangat kedengkian ikut mengirim kisah dongeng Sobari yang tak berdasar fakta.
Saya masih ingat nasihat Mas Tom (Utomo Dananjaya) kepada Anies: Anies, kedengkian itu tak membuat manusia ke mana-mana. Biarkanlah mereka bercerita sesukanya. Tanggung jawab kamu adalah menjadikan kampus Paramadina sebagai kampus yang lulusannya seperti yang diinginkan oleh Cak Nur. Berintegritas.

Beberapa waktu lalu di acara ILC, M Sobari kembali mengulang kembali cerita karangan hasil imaginasinya sendiri itu.

Dia dia tidak tahu dan sok yakin bahwa hanya dirinya sendiri yang paham lalu dia mengarang bebas.

Dia terlejut dan tak menyangka karena orang yang ada di situ (saya). Adalah salah satu dari generasi awal Paramadina. (Bahkan sebelum jadi kampus).

Saya masih hafal semua nama-nama teman yang dikumpulkan oleh Cak Nur. Untuk berdiskusi dgn Cak Nur di setiap hari selasa siang di Gedung Utama Buncit Raya. (Gedung itu dipinjamkan oleh pemiiknya yaitu paman langsung dari Anies Baswedan).

Saat itu, Anies mungkin masih SMP di Jogja sana. (Di tahun 84 atau tahun 85).

Di forum itu saya ceritakan awal mula tahapan demi tahapan, proses pelembagaan Paramadina hingga menjadi kampus.

Awal mula Paramadina , sampai akhirnya menjadi kampus. Saya tak pernah bertemu yang namanya Sobari. Saat kami aktif membangun Paramadina di masa-masa awal di Buncit Raya. Membuat thema diskusi bulanan dan sebagainya. Saya tak pernah bertemu dengan manusia satu itu.

Sampai Paramadina mendapat wakaf (memiliki ruko di Pondok Indah) dari orang bernama Pujo Rahardjo.

Kemudian lahirlah kampus bernama Paramadina.

Anies menjadi Rektor Paramadina tak ada relevansinya dengan yang diceritakan oleh Sobari.

Dia mengarang bebas seenak udel tanpa paham fakta yg sebenarnya.

Sayangnya saat ditayangkan bagian yang saya bicara sempat diedit ketika tayang. Karena menurut bang Karni sudah keluar dari topik yang sedang dibicarakan.

Namun pernyataan Sobari tak diedit. Maka dengan usaha yg terus menerus saya meminta kepada Mbak Titik (ILC). Agar rekaman saya saat bicara menjawab Sobari filenya bisa saya dapatkan.

Saat kemarin diundang lagi oleh ILC, saya meminta file diskusi tersebut. Alhamdulillah masih tersimpan dengan baik.
(Terimakasih banyak Tim ILC, Mbak Titi dan teman-teman.)

Silahkan disimak dan dibandingkan pernyataan saya dengan Sobari, mana lebih berdasar, mana lebih logis yang diceritakan Sobari, yang dia cuma dapat cerita sepotong. Bahkan dia tak paham sejarahnya.

Bandingkan dengan versi saya Yang sejak awal memang terlibat bersama belasan teman lainnya diawal-awal Paramadina. Sampai akhirnya menjadi lembaga resmi. (kampus).

Bahkan sampai hari ini saya masih ingat semua, 12, nama - nama mereka yang terlibat secara rutin diskusi mingguan setiap Selasa siang itu bersama Cak Nur.

Geisz Chalifah, Kolumnis