JAKARTA - Dalam sebuah dialog bersama para Ketua OSIS SMA/SMK se-Jakarta, Anies Baswedan berbagi pandangannya mengenai esensi kepemimpinan. Menurutnya, seorang pemimpin hanya dapat disebut pemimpin jika memiliki pengikut. Hal tersebut ia sampaikan dalam video yang diunggah oleh Kompas TV, seperti dikutip pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Dalam acara tersebut, Anies Baswedan memberikan pandangan mendalam tentang kepemimpinan, mulai dari sikap tanpa syarat seorang pahlawan hingga pentingnya pembelajaran seumur hidup. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, melainkan pengakuan. Dengan komunikasi yang baik dan perspektif global, seorang pemimpin dapat membawa perubahan yang berarti.
Pada sesi tanya jawab, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan, salah satunya mengenai hubungan antara pahlawan dan kepemimpinan.
Menurut Anies, pahlawan adalah mereka yang mencintai Indonesia tanpa syarat. “Pahlawan tidak pernah berkeluh kesah tentang negeri ini. Mereka mencintai energi Indonesia dan tidak pernah berhenti. Mereka melakukan apa pun untuk Indonesia dan mewujudkan cinta itu tanpa syarat,” ungkapnya.
Namun, kata Anies, ada juga orang-orang yang mencintai Indonesia dengan syarat tertentu, seperti negara harus teratur, bebas korupsi, dan semua orang bersikap baik. Namun, ketika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, mereka akhirnya meninggalkan Indonesia. “Berbeda dengan pahlawan sejati, mereka tidak pernah meninggalkan Indonesia, apa pun keadaannya,” tegasnya.
Pemimpin Adalah Pembelajar Seumur Hidup
Anies juga menekankan pentingnya belajar bagi seorang pemimpin. Menurutnya, seorang pemimpin harus terus belajar, baik melalui buku, pelatihan, maupun bertanya kepada siapa saja, termasuk kepada teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).
“Seorang pemimpin adalah seorang pembelajar. Pelatihan kepemimpinan tidak berhenti di SMA, SMK, atau universitas. Pelatihan itu berjalan sepanjang hayat,” jelas Anies.
Ia membagikan pengalamannya menghadiri pertemuan internasional yang dihadiri para CEO perusahaan besar dunia dan pemimpin pemerintahan. Dalam acara tersebut, ia menjadi pembicara tentang kepemimpinan di hadapan orang-orang yang sudah sangat sukses di bidangnya masing-masing.
“Di workshop itu, ada pemateri yang usianya hampir 90 tahun. Sepanjang hidupnya, ia selalu menjadi seorang pemimpin, mulai dari kecil hingga tua. Ia menunjukkan bahwa menjadi pemimpin adalah proses pembelajaran tanpa henti,” kata Anies.
Anies pun memberikan pesan kepada peserta dialog, “Setelah menjadi ketua atau pemimpin, jangan pernah menganggap bahwa belajar kepemimpinan sudah selesai. Apa pun jabatan Anda, belajar kepemimpinan harus terus dilakukan.”
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa ada tiga unsur penting yang harus dikembangkan oleh seorang pemimpin:
1. Competence (kompetensi),
2. Integrity (integritas), dan
3. Intimacy (pendekatan atau hubungan personal).
Kepemimpinan Adalah Soal Pengakuan
Anies menjelaskan bahwa kepemimpinan bukan soal strata atau jabatan formal dalam organisasi, melainkan soal pengakuan. “Kepemimpinan itu ujungnya adalah diikuti. Bukan soal strata, tapi soal pengakuan,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam kepemimpinan. “Bagaimana agar pemimpin tidak terkesan menggurui? Banyak perintah yang sebenarnya bisa disampaikan dengan cara yang baik dan nyaman. Itu namanya komunikasi. Jika komunikasi dilakukan dengan baik, maka orang-orang akan melakukannya dengan nyaman,” ujarnya.
Anies berbagi pengalamannya memimpin Jakarta. Ia sering menggunakan pendekatan dengan pertanyaan kepada bawahannya. “Saat memimpin Jakarta, saya sering menggunakan pertanyaan. Ini membuat bawahan mencari jawaban dan menjadi lebih kreatif,” tambahnya.
Mengembangkan Pandangan Global
Di akhir dialog, Anies mendorong anak muda untuk memiliki paspor. Menurutnya, bepergian ke luar negeri dapat memberikan perspektif tentang Indonesia yang lebih komprehensif.
“Entah kapan Anda akan pergi ke luar negeri, itu bukan masalah. Namun, suatu saat, Anda bisa pergi untuk melihat Indonesia dari luar. Dengan begitu, Anda akan memiliki pandangan yang lebih luas tentang negeri ini,” tutupnya.